MAKALAH MAHASISWA
SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PLASTIK YANG KINI KIAN MEYELAPUTI DUNIA SERTA
MENIMBULKAN MASALAH LINGKUNGAN YANG KOMPLEK
Disusun dalam rangka tugas Mata Kuliah
Penyambungan Non Logam
Oleh
Victor Rizal Filosofi
NRP. 6707 0400 03
PROGRAM STUDY D4 TEKNIK PENGELASAN
POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2010
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Memasuki era millenium
yang kian canggih dan modern ini, plastik sebagai bahan/material baru yang
cukup fenomenal semakin ‘menyelaputi’ bumi. Penggunaannya tidak hanya sebatas
untuk alat-alat sederhana, melainkan juga untuk alat-alat yang lumayan
kompleks. Bahkan dewasa ini penggunaan plastik untuk dunia industri sudah
bukanlah hal yang asing lagi.
Lebih daripada itu, plastik
pada mulanya hanyalah bahan yang
dipandang sebelah mata. Tidak ada yang menduga jika plastik dan molekul serta
isomer-isomer lainya akan berpeluang besar menggeser baja sebagai bahan yang
paling dominan dimuka bumi untuk saat ini.
Keistemewaa plastik
adalah karena sifatnya yang ringan, tidak mudah pecah dan murah. Namun dibalik
itu semua, plastik bisa menimbulkan masalah lingkungan yang komplek. Dampak
untuk mahluk hidup juga sangatlah berbahaya. Menurut I Made Arcana –dosen
Intitut Teknolgi Bandung- zat pewarna hitam yang ummnya ada di kantong plastik
umumnya sangat berbahaya. Zat ini jika terkena panas akan tergradasi dan bisa
memicu munculnya kanker.
Dengan mempertimbangkan
hal-hal diatas serta perlunya pengetahuan lebih dalam tentang plastic, maka
penulis memilih judul “ Sejarah dan perkembangan plastic yang kian menyelaputi
dunia “ untuk judul makalah-nya.
1.2
Permasalahan
Permasalahan yang diangkat dalam makalah
ini adalah :
1. Bagaimana sejarah dan awal mula
plastik ditemukan ?
2. Apa saja bentuk lain dari perkembang
plastik ?
3. Bagaimana masalah lingkungan yang
ditimbulkan oleh plastik ?
1.3
Tujuan
Tujuan dalam penulisan karya tulis ini adalah :
1. Untuk mengetahui sejarah awal mula plastik
ditemukan
2. Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis
plastik
3. Untuk mengetahui masalah-masalah
lingkungan yang ditimbulkan oleh plastik
1.4
Manfaat
Makalah ini diharapkan dapat
dijadikan sebagai bahan informasi tentang plastik beserta bentuk lain dari
plastik . Selain itu makalah ini diharapkan dapat dijadikan sebagai wacana dalam
menghadapi bahaya lingkungan yang bisa diakibatkan karena penggunaan plastik
yang berlebihan
PEMBAHASAN
1. Sejarah Plastik
Sejak tahun 1950-an plastik menjadi bagian penting
dalam hidup manusia. Plastik digunakan sebagai bahan baku kemasan, tekstil,
bagian-bagian mobil dan alat-alat elektronik. Dalam dunia kedokteran, plastik
bahkan digunakan untuk mengganti bagian-bagian tubuh manusia yang sudah tidak
berfungsi lagi. Pada tahun 1976 plastik dikatakan sebagai materi yang paling
banyak digunakan dan dipilih sebagai salah satu dari 100 berita kejadian pada
abad ini.
Plastik pertama kali diperkenalkan oleh Alexander
Parkes pada tahun 1862 di sebuah ekshibisi
internasional di London, Inggris. Plastik temuan Parkes disebut parkesine ini
dibuat dari bahan organik dari selulosa. Parkes mengatakan bahwa temuannya ini
mempunyai karakteristik mirip karet, namun dengan harga yang lebih murah. Ia
juga menemukan bahwa parkesine ini bisa dibuat transparan dan mampu dibuat
dalam berbagai bentuk. Sayangnya, temuannya ini tidak bisa dimasyarakatkan
karena mahalnya bahan baku yang digunakan.
Pada akhir abad ke-19 ketika kebutuhan
akan bola biliar meningkat, banyak gajah dibunuh untuk diambil gadingnya
sebagai bahan baku bola biliar. Pada tahun 1866, seorang Amerika bernama John
Wesley Hyatt, menemukan bahwa seluloid bisa dibentuk menjadi bahan yang
keras. Ia lalu membuat bola biliar dari bahan ini untuk menggantikan gading
gajah. Tetapi, karena bahannya terlalu rapuh, bola biliar ini menjadi pecah
ketika saling berbenturan.
Bahan sintetis pertama buatan manusia
ditemukan pada tahun 1907 ketika seorang ahli kimia dari New York bernama Leo
Baekeland mengembangkan resin cair yang ia beri nama bakelite. Material
baru ini tidak terbakar, tidak meleleh dan tidak mencair di dalam larutan asam
cuka. Dengan demikian, sekali bahan ini terbentuk, tidak akan bisa berubah.
Bakelite ini bisa ditambahkan ke berbagai material lainnya seperti kayu lunak.
Tidak lama kemudian berbagai macam barang
dibuat dari bakelite, termasuk senjata dan mesin-mesin ringan untuk keperluan
perang. Bakelite juga digunakan untuk keperluan rumah tangga, misalnya sebagai
bahan untuk membuat isolasi listrik.
Rayon, suatu modifikasi lain dari
selulosa, pertama kali dikembangkan oleh Louis Marie Hilaire Bernigaut pada
tahun 1891 di Paris. Ketika itu ia mencari suatu cara untuk membuat sutera
buatan manusia dengan cara mengamati ulat sutera. Namun, ada masalah dengan
rayon temuannya ini yaitu sangat mudah terbakar. Belakangan masalah ini bisa
diatasi oleh Charles Topham.
Tahun 1920 ditandai dengan demam plastik. Wallace Hume Carothers, ahli kimia lulusan Universitas Harvard yang mengepalai DuPont Lab, mengembangkan nylon yang pada waktu itu disebut Fiber 66. Fiber ini menggantikan bulu binatang untuk membuat sikat gigi dan stoking sutera. Pada tahun 1940-an nylon, acrylic, polyethylene, dan polimer lainnya menggantikan bahan-bahan alami yang waktu itu semakin berkurang.
Tahun 1920 ditandai dengan demam plastik. Wallace Hume Carothers, ahli kimia lulusan Universitas Harvard yang mengepalai DuPont Lab, mengembangkan nylon yang pada waktu itu disebut Fiber 66. Fiber ini menggantikan bulu binatang untuk membuat sikat gigi dan stoking sutera. Pada tahun 1940-an nylon, acrylic, polyethylene, dan polimer lainnya menggantikan bahan-bahan alami yang waktu itu semakin berkurang.
Inovasi penting lainnya dalam plastik yaitu penemuan polyvinyl
chloride (PVC) atau vinyl. Ketika mencoba untuk melekatkan karet dan metal,
Waldo Semon, seorang ahli kimia di perusahaan ban B.F. Goodrich menemukan PVC.
Semon juga menemukan bahwa PVC ini adalah suatu bahan yang murah, tahan lama,
tahan api dan mudah dibentuk.
Pada tahun 1933, Ralph Wiley, seorang
pekerja lab di perusahaan kimia Dow, secara tidak sengaja menemukan plastik
jenis lain yaitu polyvinylidene chloride atau populer dengan sebutan saran.
Saran pertama kali digunakan untuk peralatan militer, namun belakangan
diketahui bahwa bahan ini cocok digunakan sebagai pembungkus makanan. Saran
dapat melekat di hampir setiap perabotan seperti mangkok, piring, panci, dan
bahkan di lapisan saran sendiri. Tidak heran jika saran digunakan untuk
menyimpan makanan agar kesegaran makanan tersebut terjaga.
Pada tahun yang sama, dua orang ahli kimia
organik bernama E.W. Fawcett dan R.O. Gibson yang bekerja di Imperial
Chemical Industries Research Laboratory menemukan polyethylene. Temuan mereka
ini mempunyai dampak yang amat besar bagi dunia. Karena bahan ini ringan serta
tipis, pada masa Perang Dunia II bahan ini digunakan sebagai pelapis untuk
kabel bawah air dan sebagai isolasi untuk radar.
Pada tahun 1940 penggunaan polyethylene
sebagai bahan isolasi mampu mengurangi berat radar sebesar 600 pounds atau
sekitar 270 kg. Setelah perang berakhir, plastik ini menjadi semakin populer.
Saat ini polyethylene digunakan untuk membuat botol minuman, jerigen, tas
belanja atau tas kresek, dan kontainer untuk menyimpan makanan.
Kemudian pada tahun 1938 seorang ahli
kimia bernama Roy Plunkett menemukan teflon. Sekarang teflon banyak digunakan
untuk melapisi peralatan memasak sebagai bahan antilengket.
Selanjutnya, seorang insinyur Swiss
bernama George de Maestral sangat terkesan dengan suatu jenis tumbuhan
yang menggunakan ribuan kait kecil untuk menempelkan dirinya. Lalu pada tahun
1957 de Maestral meniru tumbuhan tersebut untuk membuat Velcro atau perekat
dari bahan nylon.
2.
Jenis
Plastik
Plastik
dapat digolongkan berdasarkan:
- Sifat fisikanya
- Termoplastik. Merupakan jenis plastik yang bisa didaur-ulang/dicetak lagi dengan proses pemanasan ulang. Contoh: polietilen (PE), polistiren (PS), ABS, polikarbonat (PC)
- Termoset. Merupakan jenis plastik yang tidak bisa didaur-ulang/dicetak lagi. Pemanasan ulang akan menyebabkan kerusakan molekul-molekulnya. Contoh: resin epoksi, bakelit, resin melamin, urea-formaldehida
- Kinerja dan penggunaanya
- Plastik komoditas
- sifat mekanik tidak terlalu bagus
- tidak tahan panas
- Contohnya: PE, PS, ABS, PMMA, SAN
- Aplikasi: barang-barang elektronik, pembungkus makanan, botol minuman
- Plastik teknik
- Tahan panas, temperatur operasi di atas 100 °C
- Sifat mekanik bagus
- Contohnya: PA, POM, PC, PBT
- Aplikasi: komponen otomotif dan elektronik
- Plastik teknik khusus
- Temperatur operasi di atas 150 °C
- Sifat mekanik sangat bagus (kekuatan tarik di atas 500 Kgf/cm²)
- Contohnya: PSF, PES, PAI, PAR
- Aplikasi: komponen pesawat
- Berdasarkan jumlah rantai karbonnya
- 1 ~ 4 Gas (LPG, LNG)
- 5 ~ 11 Cair (bensin)
- 9 ~ 16 Cairan dengan viskositas rendah
- 16 ~ 25 Cairan dengan viskositas tinggi (oli, gemuk)
- 25 ~ 30 Padat (parafin, lilin)
- 1000 ~ 3000 Plastik (polistiren, polietilen, dll)
- Berdasarkan sumbernya
- Polimer alami : kayu, kulit binatang, kapas, karet alam, rambut
- Polimer sintetis:
- Tidak terdapat secara alami: nylon, poliester, polipropilen, polistiren
- Terdapat di alam tetapi dibuat oleh proses buatan: karet sintetis
- Polimer alami yang dimodifikasi: seluloid, cellophane (bahan dasarnya dari selulosa tetapi telah mengalami modifikasi secara radikal sehingga kehilangan sifat-sifat kimia dan fisika asalnya)
3.
Masalah-Masalah
yang Timbul karena Plastik
Kita tentu tak asing dengan berbagai
kemasan berbalut plastik. Hampir semua barang-barang yang ada di sekeliling
kita tak lepas dari bahan bernama plastik ini. Mulai dari mainan anak,
alat-alat rumah tangga, alat kantor, sampai benda-benda elektronik berbungkus
plastik.
Salah satu alasan pemakaian plastik tentu
tak lepas dari berbagai kelebihannya. Meski ringan, plastik tak berkarat, mudah
dibentuk, dan tidak gampang pecah. Semua ini membuat plastik lebih praktis
ketimbang bahan tradisional yang membutuhkan perawatan khusus.
Tak hanya itu, plastik juga relatif murah
dan terkenal gaul dengan bahan lain. Artinya, bahan ini mudah bercampur dengan
aneka bahan pewarna. Sudah begitu. Alhasil, banyak orang terpikat pada plastik
dengan keanekaan bentuk dan warnanya.
Dengan berbagai kelebihan itu, tak heran
jika plastik kini menjadi pilihan utama untuk membungkus aneka produk.
Sejarah plastik sangat panjang. Yang
jelas, pemakaian bahan ini makin tak terbendung setelah Perang Dunia II.
Bahkan, selama dua dasawarsa terakhir ini, pasar plastik mampu menyaingi pasar
pangan di dunia. Maklum, makanan membutuhkan kemasan atau bungkus yang kini
sebagian besar dari plastik.
Direktur Eksekutif Federasi Pengemasan Indonesia Hengky Wibowo mengungkapkan, besarnya pengunaan plastik tak lepas dari kebutuhan warga dunia yang ingin serba praktis. "Plastik jelas lebih praktis dan bahan lama dibandingkan tempat makanan tradisional seperti daun," tandas Hengky.
Direktur Eksekutif Federasi Pengemasan Indonesia Hengky Wibowo mengungkapkan, besarnya pengunaan plastik tak lepas dari kebutuhan warga dunia yang ingin serba praktis. "Plastik jelas lebih praktis dan bahan lama dibandingkan tempat makanan tradisional seperti daun," tandas Hengky.
Namun, di balik kepraktisan itu ada bahaya
mengintip di balik pemakaian plastik. Setidaknya, ada dua bahaya plastik.
Pertama, plastik akan menjadi sampah yang sulit terurai. "Plastik yang
adalah produk non-biodegrable sulit untuk diuraikan," pasar Ahli Teknologi
Pangan dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Arif Hartoyo.
Asal tahu saja, limbah plastik baru bisa
terurai setelah 1.000 tahun. Bandingkan dengan limbah kertas yang membutuhkan
waktu sebulan untuk terurai. Kedua, plastik mengandung bahan kimia yang
berbahaya, yakni Bisphenol A alias BPA. Bahan kimia ini bisa merangsang
pertumbuhan sel kanker serta memperbesar risiko keguguran pada ibu hamil.
Singkatnya, tak hanya bisa mencemari
lingkungan, plastik jelas jugaberpotensi mengancam kesehatan kita. Boleh jadi
kedua bahaya ini lah yang membuat banyak negara kini mulai mengurangi
penggunaan plastik.
Ambil contoh China. Sejak 1 Juni 2008
lalu, pemerfntah China mewajibkan warganya membungkus barang belanjaan dengan
kertas. Kecemasan pemerintah Negeri Tembok Raksasa ini cukup beralasan. Sebab,
penelitian di negeri itu menunjukkan bahwa penggunaan kemasan plastik untuk
makanan dan minuman dapat mengganggu kekebalan tubuh manusia.
Penyebab gangguan kekebalan tubuh itu
adalah kandungan dioksin dan zat beracun pada lapisan penyusun plastik yang
rusak alias monomer.
Suhu penyimpanan dan proses pencucian
wadah yang tidak tepat dapat menyebabkan perpindahan dan kerusakan monomer
serta zat adiktif yang biasa dicampurkan saat pembuatan plastik. Inilah yang
bisa merusak kekebalan tubuh. Pada tingkat yang berbahaya, zat beracun pada
plastik itu dapat memicu berkembangnya sel kanker.
Itu belum seberapa lantaran produsen
plastik umumnya menambahkan zat pewarna dan berbagai zat lain yang berbahaya
bagi kesehatan.
Kata Arif, plastik sejatinya tidak tahan
panas. Tapi dengan berbagai tambahan seperti zat antilengket, bahan sinar dan
panas, plastik menjadi sangat kuat.
Tapi, berbagi goresan dan panas tinggi
perlahan bisa membuat bahan-bahan pembuat plastik itu terlepas. "Nah kalau
berulang dipakai untuk menyimpan makanan atau minuman, zat yang terlepas ini
lama-lama bisa menimbulkan kanker," papar Arif.
Zat beracun atau monomer itu semakin lama
akan menumpuk dalam tubuh lantaran proses penyimpanan makanan atau proses
memasak yang terlalu lama. Dalam hitungan ahli pangan, monomer plastik akan
terurai pada suhu di atas 120 derajat.
Karena itu, Henky mengingatkan pangan
sembarangan menggunakan kantong plastik berwarna hitam menyimpan makanan atau
minuman panas. Soalnya, kantong plastik hitam umumnya terbuat dari bahan daur
ulang dengan campuran tinta sablon. "Ini sangat berpotensi menimbulkan
kanker," ujarnya.
Zat penyusun plastik yang perlu dihindari
antara lain vinilklorida, akrilonitril, metacrylonitril, vinylidene chlorida,
serta styrene. Vinilklorida misalnya, dapat bereaksi negatif bila
bercampur dengan guanin dan sitosin dapat merusak DNA. Adapun akrilanitril
bereaksi dengan adenin bisa menimbulkan iritasi pada saluran pencernaan seperti
mulut, tenggorokan, dap lambung.
Sementara zat adiktif seperti plasticizer,
stabilizer, dan antioksidan dapat menjadi sumber pencemaran organoleptik
yang membuat makanan menjadi berubah rasa dap aroma serta bisa menimbulkan
keracunan.
Pada suhu kamar, dengan waktu kontak cukup
lama, zat adiktif pada plastik juga masuk secara bebas ke makanan. Akibatnya,
kanker pun menjadi ancaman dalam kehidupan kita. (Adi Wikanto,Novrida
Manurung)
Diperkirakan, 500 juta hingga satu miliar kantong plastik digunakan di dunia
tiap tahunnya. Jika sampah-sampah ini dibentangkan, dapat membungkus permukaan
bumi setidaknya hingga 10 kali lipat! Di Bandung sendiri, volume sampah
plastik per harinya mencapai 700 meter kubik. Bisa menutupi 50 lapangan
sepakbola sekaligus!
Yang jadi
persoalan, dampak negatif sampah plastik ternyata sebesar fungsinya. Di alam,
sampah plastik berbahan konvensional dari polimer sintetik tidak mudah terurai
oleh organisme. Dibutuhkan waktu 300-500 tahun agar bisa terdekomposisi atau
terurai sempurna. Sebuah waktu yang sangat lama. Akibatnya, di banyak tempat,
plastik menjadi sumber masalah. Menyumbat saluran air, tanggul, sehingga
mengakibatkan banjir bahkan yang terparah merusak turbin waduk.
Dampak negatif
kantong plastik atau ”tes kresek” terhadap kesehatan tidak kalah mengerikan.
Berdasarkan penelitian I Made Arcana, dosen kimia Institut Teknologi Bandung,
zat pewarna hitam yang umumnya ada di kantong plastik berbahaya bagi kesehatan.
Zat ini kalau terkenas panas dapat terdegrasi dan mengeluarkan zat yang menjadi
salah satu pemicu kanker. Maka, dianjurkan tidak menaruh gorengan atau
makanan panas lainnya langsung di kantong plastik.
Lantas, apa solusinya
mengatasi persoalan kantong plastik? Yang pasti, jangan pernah mencoba
membakarnya. Jika proses pembakarannya tidak sempurna, plastik akan mengurai di
udara sebagai dioksin. Senyawa ini sangat berbahaya bila terhirup manusia.
Dampaknya antara lain memicu penyakit kanker, hepatitis, pembengkakan hati,
gangguan sistem saraf, dan memicu depresi.
Seperti
diungkapkan angggota Dewan Pakar Dewan Pemerhati Kehutanan dan Lingkungan Tatar
Sunda (DPLKTS) Sobirin, pengolahan sampah menjadi solusi terbaik. Jika rumah
tangga atau komunitas terkecil di lingkungan belum bisa mengolahnya, didaur
ulang, maka pemilahan menjadi langkah kecil terbaik.
”Jika memang
belum bisa, apa ya terpaksa gali kembali kearifan lokal macam penggunaan pincuk
(daun pisang)?", ucapnya.
Dilarang
di China dan Australia
Keprihatinan
Sobirin sangatlah beralasan. Menurut dia, di Indonesia, tidak lebih 10 persen
warga yang peduli lingkungan. Apalagi, peduli terhadap dampak negatif sampah
plastik. Meski demikian, ia optimis, melalui edukasi, sosialisasi, dan
kampanye, masyarakat lambat laun akan tergugah. Ini tidak terlepas dari
pentingnya peranan pemerintah.
”Wali Kota
Bandung misalnya, perlu mendukung lewat kebijakan pelarangan penggunaan kantong
plastik di supermarket,” ungkapnya.
Di negara maju,
kampanye penggunaan kantung plastik mendapat dukungan dari negara. Salah
satunya, China. Mulai Juni 2008 ini, seluruh supermarket dan toko-toko di Cina
dilarang memberikan kantung plastik gratis kepada konsumen. Pembeli dianjurkan
memakai keranjang sebagai pengganti. Namun, hebatnya, sinergi dengan hal itu,
berbagai industri polimer di China gencar mengembangkan plastik biodegradable
(dapat terurai).
Banyak jenis
polylaktida (plastik berbahan dasar selulosa) dikembangkan. Salah satunya yaitu
”SmartPlast Bag” yang berlogo ramah lingkungan. Plastik berpenampilan layaknya
keresek normal berwarna putih ini terbuat dari tajin jagung. Di alam, plastik
ini dapat terurai hanya dalam waktu setengah tahun tanpa dampak negatif apa
pun. Langkah ini diikuti di Australia.
Lantas,
bagaimana dengan Indonesia, khususnya Kota Bandung? Terlalu naïf jika
mengharapkan hal yang sama dengan Australia dan China. Namun, sinyalemen
positif mulai ditunjukkan sejumlah pelaku usaha di Bandung. Di Carrefour, saat
ini disediakan tas belanja khusus pengganti kresek. Harganya Rp 10.000 per
kantong. Kalau rusak, bisa ditukarkan dengan yang baru.
PENUTUP
Kesimpulan
Dari uraian dalam makalah ini dapat
disimpulkan bahwa,
1.
Plastik
memiliki sejarah yang panjang dan senantiasa mengalami perkembagan yang sangat
cepat, sejalan dengan berkembangnya ilmu kimia dan sains lainnya
2.
Jenis-jenis
plastik sangat beragam dan memiliki karakteristik yang berbeda satu sama lain.
3.
Plastik
menimbulkan masalah terhadap kehidupan bagaikan masalah emisi harian. Cukup
komplek dan beragam serta menimbulkan masalah yang berbeda pula tiap jenis
plastik.
Saran
Plastik pada dasarnya
memiliki kelebihan dibandingkan material lain seperti baja dan keramik. Jika
dilakukan pengembangan yang terpadu dan berkelanjutan bukan tidak mungkin
plastic akan menjadi primadona baru dalam ilmu bahan. Hanya saja, pengembanga
yang baik adalah yang tetap memperhatikan maslah lingkungan dan ekosistem.
ada daftar pustakanya gak?
BalasHapusPlastik menjadi populer setelah perang dunia kedua
BalasHapusinfo menarik, komentar juga ya di blog saya www.belajarbahasaasing.com
BalasHapus