Sabtu, 17 Juli 2010
PENGEBORAN LEPAS PANTAI
Pengeboran lepas pantai bisa dilakukan dengan 3 jenis "kendaraan" atau drilling rig, tergantung pada kedalaman air di tempat tsb:
a.Untuk kedalaman 7 - 15 ft (laut dangkal) biasanya dipakai rig jenis "swamp barge". Caranya yaitu dengan memobilisasi rig ke lokasi sumur, setelah itu rig "ditenggelamkan" dengan cara mengisi ballast tanksnya dengan air. Setelah rig "duduk" di dasar dan "spud can" nya nancep di dasar laut, baru proses pengeboran bisa dimulai. Untuk mencegah rig terdesak arus laut yang kadang2 kuat, biasanya posisi rig distabilkan dulu dengan cara mengikatkan rig pada tiang2 pancang di sekitarnya, sebab apabila tidak stabil dan posisi rig tergeser oleh arus, hal ini bisa bikin problem yang serius, terutama sumur.
Swap Barge (Tender Barge Rig)
West Triton (company: SEADRIL) location Vietnam
b. Untuk kedalaman 15 - 250 ft, biasanya digunakan jack-up rig (biasanya berkaki 3 atau 4, dan ada yang type independent legs dengan spud can di masing2 leg atau ada juga yang non-independent leg dengan type "mat foundation" seperti fondasi telapak). Kaki rig dengan type mat foundation ini biasanya dipakai di daerah2 laut yang mempunyai soft seabed (dasar laut yang empuk sehingga dengan kaki rig type mat amblesnya tidak terlalu dalam).
Rig type jack up bisa digunakan untuk ngebor sumur2 explorasi maupun development (pengembangan). Tahapan yang paling critical adalah pada saat rig move-in mendekati platform, karena rig harus mendekati platform pada jarak tertentu. Kalau kebablasan, rig bisa nabrak plarform dan bisa menyebabkan kerusakan yang significant. Jarak antara rig dan platform sudah ditentukan sesuai design agar rig floor dan derrick yang berada di cantilever deck itu bisa di geser2 (skidding) sehingga mencapai semua well slot yang ada di platform tsb. Satu platform bisa berisi 4, 6, 9, 12 atau lebih well slots tergantung besarnya platform. Untuk approaching platform tsb biasanya rig dipandu oleh 2 atau 3 towing boats, dan di-support dengan 2 atau 4 anchor yang ada di rig. Setelah rig dikunci pada final position, barulah kaki2 rig diturunkan dan diberi "beban awal" atau preload dengan cara mengisi tanki2 dengan air. Rig hull nya sendiri hanya dinaikkan sedikit di atas muka laut sampai kaki2 rig itu tidak ambles lagi pada saat 100% preload. Biasanya setelah 3 jam preload test dan rig stabil, "beban awal" itu dibuang dan rig bisa di jack-up sampai pada ketinggian tertentu untuk drilling mode position di atas platform. Di area BP West Java, leg penetration berkisar antara 25 - 50 ft untuk Arjuna dan Arimbi Field, akan tetapi di Bima Field (daerah Zulu dan sekitar kepulauan Seribu), leg penetrationnya bisa > 100ft karena seabednya yang sangat soft (empuk). Pada kasus deep leg penetration, sering repotnya nanti pada saat rig mau demobilisasi, karena kaki rig itu terperosok sedemikian dalam sehingga it takes time to get them out (biasanya lalu dibantu dengan jetting untuk "membebaskan kaki2 rig tsb).
Pic. Jack-Up Rig
Noble Linda Bossler (NOBLE DRILLING) locaton vietnam
c. Untuk laut dalam (>250 ft), digunakan drillships (floater) atau semi-submersible.
Drilling rig type floaters biasanya dipakai untuk ngebor sumur2 explorasi karena praktis rig jenis ini gak bisa "nempel" di platform untuk ngebor sumur2 development. Untuk rig jenis ini, biasanya dilengkapi dengan 8 anchor / jangkar, yang tersebar di sekeliling rig. Setelah rig berada di posisi sumur, semua jangkar di-deployed dan di "pretension" sampai dengan 300,000lbs untuk setiap jangkar. Bila jangkar tsb slip pada saat pretension, bisa ditambahkan "piggy back anchor" di belakang jangkar utama. Sama halnya dengan 'preloading' pada type rig jack up, 'pretension' selama mooring operations inipun sangat penting di lakukan pada rig jenis floaters agar nantinya rig benar2 stabil pada saat drilling mode. Selain itu, rig juga dilengkapi dengan "motion compensator" system untuk mengatasi masalah heave, pitch dan roll pada rig jenis floaters, sehingga posisi rig floor relative stabil terhadap lubang sumur at all times. Bahkan di rig2 modern dewasa ini, rig positioning sudah diatur secara computerized agar tetap stabil on position. Setelah semua urusan moving-in ini selesai, barulah Inul, eh...., rig siap untuk ngebor.
Semisubmersibel Rig
Deepwater Millenium (Transocean) at vietnam
Related Posts:
ANALISIS TINGKAT KEBISINGAN DI RUANG BLASTING DAN PENGARUHNYA TERHADAP PEMBICARAAN PEKERJA DI PT.PAL INDONESIA (PERSERO) SURABAYAPengoperasian mesin di perusahaan yang pada umumnya adalah mesin-mesin besar yang akan menimbulkan tingkat kebisingan yang tinggi. Dimana tingkat kebisingan yang tinggi sangat besar pengaruhnya terhadap manusia. Begitu jug… Read More
STUDI EKSPERIMENTAL TENTANG EFEK BLOCKAGE RATIO TERHADAP KARAKTERISTIK ALIRAN FLUIDA MELINTASI SILINDERPada eksperimen-eksperimen yang dilakukan dengan menggunakan wind tunnel, adalah sangat penting untuk meletakkan objek uji pada daerah freestream, yaitu di daerah yang sudah tidak dipengaruhi oleh efek dinding. Hal ini dik… Read More
PENGARUH SEAM WELD TIPE SPIRAL TERHADAP KEKUATAN DAN ALIRAN FLUIDA PADA PIPELINEUntuk sebuah pipeline dengan panjang yang sama, sambungan lasan berbentuk spiral mempunyai lasan (seam weld) yang lebih panjang dibandingkan dengan sambungan lasan lurus (horizontal seam). Hal ini tentunya akan menyebabkan… Read More
PEMANFAATAN SABUT KELAPA DAN JERAMI SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBUATAN ABSORBER BUNYI Telah dibuat bahan absorber bunyi dari bahan limbah pertanian, yaitu sabut kelapa dan jerami. Dengan memanfaatkan limbah sabut kelapa dan jerami dibuatlah absorber dengan biaya relatif murah. Kualitas absorber ini diuji m… Read More
Welding Inspector BNSP !-- /* Font Definitions */ @font-face {font-family:"Cambria Math"; panose-1:2 4 5 3 5 4 6 3 2 4; mso-font-charset:1; mso-generic-font-family:roman; mso-font-format:other; … Read More
0 komentar:
Posting Komentar