Saya merupakan salah satu pengguna modem HSDPA untuk keperluan
browsing internet. Suatu hari saya diberondong pertanyaan habis-habisan
sama teman tentang pengertian apa itu 3G, apa itu HSDPA, UMTS, GPRS,
dengan raut muka agak malu dan kebingungan saya menjawabnya “tidak
tahu”. Tapi permasalahan itu tidak sampai di situ, tidak lama kemudian
saya pulang, duduk, nyalakan komputer dan langsung bergegas mengadu ke
Mr. google untuk mencari jawaban pertanyaan teman saya yang membuat
kepikiran siang malam. Nah… inilah hasilnya kekurangannya anda bisa cari
sendiri di google.
1. Fourth-Generation Technology (4G)
4G adalah singkatan dari istilah dalam bahasa Inggris: fourth-generation
technology. Istilah ini umumnya digunakan mengacu kepada pengembangan
teknologi telepon seluler. 4G merupakan pengembangan dari teknologi 3G.
Nama resmi dari teknologi 4G ini menurut IEEE (Institute of Electrical
and Electronics Engineers) adalah “3G and beyond”.Teknologi 4G adalah
istilah serapan dari bahasa Inggris: fourth-generation technology.
Istilah ini umumnya digunakan untuk menjelaskan pengembangan teknologi
telepon seluler.
Sejarah:
Generasi pertama: hampir seluruh sistem pada generasi ini merupakan
sistem analog dengan kecepatan rendah (low-speed) dan suara sebagai
objek utama. Contoh: NMT (Nordic Mobile Telephone) dan AMPS (Analog
Mobile Phone System).
Generasi kedua: dijadikan standar komersial dengan format digital,
kecepatan rendah – menengah. Contoh: GSM dan CDMA2000 1xRTT.Generasi
ketiga: digital, mampu mentransfer data dengan kecepatan tinggi
(high-speed) dan aplikasi multimedia, untuk pita lebar (broadband).
Contoh: W-CDMA (atau dikenal juga dengan UMTS) dan CDMA2000
1xEV-DO.Antara generasi kedua dan generasi ketiga, sering disisipkan
Generasi 2,5 yaitu digital, kecepatan menengah (hingga 150 Kbps).
Teknologi yang masuk kategori 2,5 G adalah layanan berbasis data seperti
GPRS (General Packet Radio Service) dan EDGE (Enhance Data rate for GSM
Evolution) pada domain GSM dan PDN (Packet Data Network) pada domain
CDMA. 4G merupakan pengembangan dari teknologi 3G. Nama resmi dari
teknologi 4G ini menurut IEEE (Institute of Electrical and Electronics
Engineers) adalah “3G and beyond”. Sebelum 4G, High-Speed Downlink
Packet Access (HSDPA) yang kadangkala disebut sebagai teknologi 3,5G
telah dikembangkan oleh WCDMA sama seperti EV-DO mengembangkan CDMA2000.
HSDPA adalah sebuah protokol telepon genggam yang memberikan jalur
evolusi untuk jaringan Universal Mobile Telecommunications System (UMTS)
yang akan dapat memberikan kapasitas data yang lebih besar (sampai 14,4
Mbit/detik arah turun).
Definisi:
Sistem 4G akan dapat menyediakan solusi IP yang komprehensif dimana
suara, data, dan arus multimedia dapat sampai kepada pengguna kapan saja
dan dimana saja, pada rata-rata data lebih tinggi dari generasi
sebelumnya. Belum ada definisi formal untuk 4G. Bagaimanapun, terdapat
beberapa pendapat yang ditujukan untuk 4G, yakni: 4G akan merupakan
sistem berbasis IP terintegrasi penuh. Ini akan dicapai setelah
teknologi kabel dan nirkabel dapat dikenversikan dan mampu menghasilkan
kecepatan 100Mb/detik dan 1Gb/detik baik dalam maupun luar ruang dengan
kualitas premium dan keamanan tinggi. 4G akan menawarkan segala jenis
layanan dengan harga yang terjangkau. Setiap handset 4G akan langsung
mempunyai nomor IP v6 dilengkapi dengan kemampuan untuk berinteraksi
internet telephony yang berbasis Session Initiation Protocol (SIP).
Semua jenis radio transmisi seperti GSM, TDMA, EDGE, CDMA 2G, 2.5G akan
dapat digunakan, dan dapat berintegrasi dengan mudah dengan radio yang
di operasikan tanpa lisensi seperti IEEE 802.11 di frekuensi 2.4GHz
& 5-5.8Ghz, bluetooth dan selular. Integrasi voice dan data dalam
channel yang sama. Integrasi voice dan data aplikasi
SIP-enabled.Teknologi 4G di IndonesiaSecara sederhana, dapat diartikan
bahwa teknologi 1G adalah telepon analog / PSTN yang menggunakan
seluler. Sementara teknologi 2G, 2.5G, dan 3G merupakan ISDN. Indonesia
secara umum pada saat ini baru memasuki tahap 2.5G. Berkaitan dengan
teknologi 4G, SIP adalah protokol inti dalam internet telephony[1] yang
merupakan evolusi terkini dari Voice over Internet Protocol maupun
Telephony over Internet Protocol. Teknologi tersebut banyak di
perdebatkan oleh operator, pemerintah dan DPR belakangan ini. Tidak lama
lagi internet telephony akan menjadi tulang punggung utama
infrastruktur telekomunikasi. Teknologi internet telephony memungkinkan
pembangun infrastruktur telekomunikasi rakyat secara swadaya masyarakat
(tanpa Bank Dunia, IMF maupun ADB) bahkan mungkin
tanpa kontrol pemerintah sama sekali. Dengan teknologi SIP dalam 4G,
nomor telepon PSTN hanyalah sebagian kecil dari identifikasi telepon.
Bagian besarnya akan dilakukan menggunakan URL. Kita tidak lagi perlu
bergantung pada nomor telepon yang dikendalikan oleh pemerintah untuk
berkomunikasi via internet-telepon. Infrastruktr internet telephony
memungkinkan kita untuk menyelenggarakan sendiri banyak hal tanpa
tergantung lisensi pemerintah dan tidak melanggar hukum. Teknologi 4G
juga akan menyebabkan kemunduran bagi teknologi Inernet Network (IN)
yang saat ini merupakan infrastruktur telekomunikasi yang digunakan
berbagai provider. Hal tersebut disebabkan terbukanya jalur arus bawah
yang dapat didownload dan diakses gratis dari internet.
Saat ini kita dapat menyaksikan bagaimana pengguna ponsel dengan
bangga memamerkan penggunaan fitur canggih di ponsel 3G (baca: triji)
seperti fitur video calling yang memungkinkan penggunanya saling melihat
muka dengan pihak yang dihubunginya. Begitu pun dengan vendor penyedia
layanan 3G seperti, Telkomsel, Indosat, Excelcomindo Pratama, Mobile-8
(Fren) dan lain-lainya. Tapi kini, perkembangan teknologi selular begitu
cepat, seperti kita ketahui teknologi telekomunikasi semula hanya
menggunakan sistem analog, dan terus tumbuh sampai dengan generasi ke-3
yang kita kenal sekarang dengan 3G. Namun begitu teknologi 3G pun akan
segera beralih ke 4G.
4G adalah singkatan dari istilah dalam bahasa Inggris: fourth-generation
technology. Istilah ini umumnya digunakan mengacu kepada pengembangan
teknologi telepon seluler. 4G merupakan pengembangan dari teknologi 3G.
Nama resmi dari teknologi 4G ini menurut IEEE (Institute of Electrical
and Electronics Engineers) adalah “3G and beyond”. Salah satu ciri khas
teknologi 4G ini adalah seluruh jaringan sudah akan berbasis IP.
Teknologi yang dipakai adalah teknologi internet telepon menggunakan
Session Initiation Protocol (SIP). Namun teknologi 4G kini belum bisa
didefinisikan secara jelas. Sampai sekarang belum ada standarisasi untuk
4G yang telah disepakati oleh para pihak yang berkompeten di bidang
tekonologi komunikasi tanpa kabel ini. Selain berbasis IP, teknologi 4G
ini memiliki ciri khas bahwa ponsel ini masih akan berfungsi dengan baik
bila penggunannya berkomunikasi dengan menggunakan piranti 4G di dalam
kendaraan dengan kecepatan 150 Km/jam dengan kecepatan transfer mencapai
54 Mbps. Padahal di atas kertas kecepatan 4G sesungguhnya bisa mencapai
100 Mbps di lingkungan luar rumah (bergerak), sedangkan 1GBps pada
kondisi tidak bergerak (statisioner). Tidak hanya itu, kapasitas data
yang melalui jaringan 4G akan jauh lebih besar daripada 3G sehingga
pengunduhan data yang mencapai puluhan, bahkan ratusan MB akan mudah
dicapai dalam waktu singkat. Sebagai contoh, dengan ponsel 3G, kita baru
dapat mengunduh klip video dan klip musik yang berdurasi tidak begitu
panjang. Sedangkan dengan 4G yang akan berbasis jaringan IP sepenuhnya,
kita tidak hanya dapat mengunduh satu film utuh ke dalam satu ponsel 4G
ketika sedang bergerak, juga menyaksikan tayangan gambar televisi yang
berkualitas tinggi (high definition TV content) dan menyaksikan lawan
bicara kita yang terlihat jelas dan mulus geraknya, tidak
tersendat-sendat seperti sekarang dengan 3G melalui video calling. Tidak
hanya itu, kita juga dapat melakukan video chat dengan mudah. Juga
fitur video conferencing yang bisa lebih dari 2 situs yang dilakukan
secara simultan. Dengan kata lain, trafik multimedia akan dominan pada
penggunaan teknologi 4G di masa mendatang. Tentu saja browsing internet
tanpa kabel akan makin lebih cepat dan makin menyenangkan tanpa
terganggu dengan waktu tunda (delay time) karena masalah kongesti pada
lalu lintas data di jaringan di masa kini akan teratasi dengan teknologi
4G. Yang paling menyenangkan karena biaya untuk menikmati fitur-fitur
4G itu diprediksi akan lebih murah daripada sekarang karena biaya untuk
mengaplikasikan teknologi 4G akan lebih murah daripada teknologi 3G
ataupun HDSPA (3,5 G).
Menurut pakar telematika Indonesia, Onno W. Purbo, “Untuk teknologi 4G,
setiap handset 4G akan langsung mempunyai nomor IP v6 dilengkapi dengan
kemampuan untuk berinteraksi internet telephony yang berbasis Session
Initiation Protocol (SIP). Semua jenis radio transmisi seperti GSM,
TDMA, EDGE, CDMA 2G, 2.5G akan dapat digunakan, dan dapat berintegrasi
dengan mudah dengan radio yang di operasikan tanpa lisensi seperti IEEE
802.11 di frekuensi 2.4GHz & 5-5.8Ghz, bluetooth dan selular.
Integrasi voice dan data dalam channel yang sama. Integrasi voice dan
data aplikasi SIP-enabled.
Gila-nya dengan teknologi SIP yang berada di belakang 4G, nomor
telepon +62 21 123 4567 hanya lah subset, bagian kecil daripada
pengenalan / identifikasi telepon. Sebagian besar identifikasi /
penomoran telepon akan dilakukan menggunakan URL seperti
sip:onno@indo.net.id …. Dengan bertumpu pada URL, dunia menjadi lebih
menarik karena kita tidak perlu lagi tergantung pada nomor telepon yang
di kuasasi pemerintah cq. POSTEL untuk berkomunikasi internet telepon.
Kalau kita cukup gila, sebetulnya dalam banyak hal kita dapat
menyelenggarakan sendiri infrastruktur internet telephony tanpa perlu
tergantung pada ijin / lisensi pemerintah tanpa melanggar hukum, dengan
software yang dibuat sendiri tanpa mengeluarkan banyak devisa. Tak perlu
lah kita mengeluarkan US$1000 / SST seperti yang di gembar gemborkan
saat ini, jika saja kreatifitas anak bangsa tidak di matikan. Dalam 3G,
servis suara yang dihasilkan pada dasarnya sama dengan servis suara di
ISDN. Handset digital selular pada dasarnya sebuah handset ISDN.
Sialnya, ISDN pada kenyataannya tidak berhasil dengan baik untuk
mendeploy servis suara yang baru maupun integrasi data / suara. Kita
cukup beruntung dengan adanya 3G ternyata membuka kesempatan untuk uji
coba teknologi Internet seperti Session Initiation Protocol (SIP) maupun
menggPerusahaan asal Swedia, TeliaSonera, telah mengimplementasikan
jaringan mobile 4G di Stockholm, Swedia, dan Oslo, Norwegia.
Pengembangan LTE tersebut sesuai dengan jadwal project dan membuat
TeliaSonera menjadi yang pertama di dunia atas implementasi wireless 4G.
TeliaSonera menjadi carrier wireless 4G pertama untuk membuat jaringan
4G.
Akses jaringan 4G dapat diakses via sebuah dongle Samsung USB, namun
handset yang bisa 4G juga support untuk jaringan ini, akan segera hadir
di tahun 2010. Teknologi 4G tersebut secara teori dengan kecepatan data
100Mbps, namun TeliaSonera mempromosikan layanan 4G tersebut dengan
range dari 20Mbps hingga 80Mbps.
Layanan TeliaSonera 4G ini tetap tujuh kali lipat lebih cepat
dibandingkan jaringan AT&T 3G, yang dipertimbangkan menjadi jaringan
3G tercepat di US. Ketika 4G dipertimbangkan untuk menggantikan
jaringan 3G di seluruh dunia, maka bandwith pun harus meningkat.
Generasi 4G berbasis teknologi Long Term Evolution (LTE) memiliki
kecepatan data hingga 100MB per second, sekitar 10 kali lebih cepat
daripada jaringan 3G.unaan IP v6 (saat ini semua ISP komersial di
Indonesia menggunakan IP v4 yang lebih tua). Ujicoba untuk integrasi SIP
& IP v6 ke dalam 3G di lakukan dalam inisiatif 3GPP.Dengan
mengandalkan jalur internet dan murahnya koneksi internet, tentu sangat
menggembirakan dalam penggunaan teknologi 4G ini dalam berkomunikasi
dibandingkan dEngan teknologi komunikasi yang ada saat ini. Di masa yang
akan datang, berkomunikasi akan dilakukan dengan menggunakan laptop, PC
ataupun PDA yang mempunyai koneksi Wifi untuk menghubungkan ke
internet, atau juga handset/ponsel tersendiri yang bisa terhubung ke
internet. Ini akan menjadi suatu revolusi teknologi komunikasi yang
besar dikarenakan akan terciptanya komunikasi yang murah bagi
masyarakat.
Perusahaan asal Swedia, TeliaSonera, telah mengimplementasikan
jaringan mobile 4G di Stockholm, Swedia, dan Oslo, Norwegia.
Pengembangan LTE tersebut sesuai dengan jadwal project dan membuat
TeliaSonera menjadi yang pertama di dunia atas implementasi wireless 4G.
TeliaSonera menjadi carrier wireless 4G pertama untuk membuat jaringan
4G.
Akses jaringan 4G dapat diakses via sebuah dongle Samsung USB, namun
handset yang bisa 4G juga support untuk jaringan ini, akan segera hadir
di tahun 2010. Teknologi 4G tersebut secara teori dengan kecepatan data
100Mbps, namun TeliaSonera mempromosikan layanan 4G tersebut dengan
range dari 20Mbps hingga 80Mbps.
Layanan TeliaSonera 4G ini tetap tujuh kali lipat lebih cepat
dibandingkan jaringan AT&T 3G, yang dipertimbangkan menjadi jaringan
3G tercepat di US. Ketika 4G dipertimbangkan untuk menggantikan
jaringan 3G di seluruh dunia, maka bandwith pun harus meningkat.
Generasi 4G berbasis teknologi Long Term Evolution (LTE) memiliki
kecepatan data hingga 100MB per second, sekitar 10 kali lebih cepat
daripada jaringan 3G.
2. third-generation technology (3G)
3G (dibaca: triji) adalah singkatan dari istilah dalam bahasa Inggris:
third-generation technology. Istilah ini umumnya digunakan mengacu
kepada perkembangan teknologi telepon nirkabel (wireless).
Sejarahnya:
1. Generasi pertama: analog, kecepatan rendah (low-speed), cukup untuk
suara. Contoh: NMT (Nordic Mobile Telephone) dan AMPS (Analog Mobile
Phone System)
2. Generasi kedua: digital, kecepatan rendah – menengah. Contoh: GSM dan CDMA2000 1xRTT
3. Generasi ketiga: digital, kecepatan tinggi (high-speed), untuk pita
lebar (broadband). Contoh: W-CDMA (atau dikenal juga dengan UMTS) dan
CDMA2000 1xEV-DO.
Antara generasi kedua dan generasi ke-3, sering disisipkan Generasi
2,5, yaitu digital, kecepatan menengah (hingga 150 Kbps). Teknologi yang
masuk kategori 2,5G adalah layanan berbasis data seperti GPRS (General
Packet Radio Service) & EDGE (Enhance Data rate for GSM Evolution)
pada domain GSM dan PDN (Packet Data Network) pada domain CDMA.
Secara umum, ITU-T, sebagaimana dikutip oleh FCC mendefinisikan 3G
sebagai sebuah solusi nirkabel yang bisa memberikan kecepatan akses:
- Sebesar 144 Kbps untuk kondisi bergerak cepat (mobile).
- Sebesar 384 Kbps untuk kondisi berjalan (pedestrian).
- Sebesar 2 Mbps untuk kondisi statik di suatu tempat.
Teknologi 3G
Pada saat ini ada dua cabang dari pengembangan 3G, yaitu dari sisi GSM
(Global System for Mobile Communication)yang dipelopori oleh 3G
Partnership Project dan CDMA (Code Division Multiple Access) yang
dipelopori oleh 3G Partnership Project 2 (3GPP2). Kedua teknologi tidak
kompatibel dan sesungguhnya saling berkompetisi.
Salah satu alasan mengapa layanan 3G dapat memberikan throughput yang
lebih besar adalah karena penggunaan teknologi spektrum tersebar yang
memungkinkan data masukan yang hendak ditransimisikan disebar di seluruh
spektrum frekuensi. Selain mendapatkan pita lebar yang lebih besar,
layanan berbasis spektrum tersebar jauh lebih aman daripada timeslot
dan/atau frequency slot.
Jaringan 3G bukan upgrade dari 2G; operator 2G yang berafiliasi
dengan 3GPP perlu untuk mengganti banyak komponen untuk bisa memberikan
layanan 3G. Sedangkan operator 2G yang berafiliasi dengan teknologi
3GPP2 lebih mudah dalam upgrade ke 3G karena berbagai network element
nya sudah didesain untuk ke arah layanan nirkabel pita lebar (broadband
wireless).
Jaringan Telepon Telekomunikasi selular telah meningkat menuju
penggunaan layanan 3G dari 1999 hingga 2010. Jepang adalah negara
pertama yang memperkenalkan 3G secara nasional dan transisi menuju 3G di
Jepang sudah dicapai pada tahun 2006. Setelah itu Korea menjadi
pengadopsi jaringan 3G pertama dan transisi telah dicapai pada awal
tahun 2004, memimpin dunia dalam bidang telekomunikasi.
Operator dan jaringan UMTS Pada tahun 2005, evolusi jaringan 3G
sedang dijalankan untuk beberapa tahun dikarenakan kapasitas yang
terbatas dari jaringan 2G yang ada. Jaringan 2G diciptakan dengan tujuan
utama adalah data suara dan transmisi yang lambat. Dikarenakan cepatnya
arus perubahan pada permintaan pengguna, kebutuhan akan nirkabel mereka
tidak terpenuhi.
“2.5G” (Dan juga 2,75G) adalah teknologi seperti pelayanan data
i-mode, telepon berkamera, pertukaran rangkaian data berkecepatan tinggi
(atau disebut juga High-Speed Circuit-Switched Data atau disingkat
HSCSD) dan Pelayanan paket radio umum (atau dikenal dengan General
Packet Radio Service atau GPRS) diciptakan untuk menyediakan beberapa
fungsi utama seperti jaringan 3G, tapi tanpa transisi penuh ke jaringan
3G. Pelayanan-Pelayanan ini diciptakan untuk memperkenalkan kemungkinan
dari penerapan teknologi nirkabel untuk pengguna dan penigkatan
permintaan untuk pelayanan 3G.
3. Universal Mobile Telecommunications System (UMTS)
UMTS (bahasa Inggris: Universal Mobile Telecommunications System) adalah
salah satu teknologi telepon genggam 3G (generasi ke-3). Sekarang ini
bentuk yang paling banyak digunakan adalah W-CDMA yang distandarisasi
oleh 3GPP.
Untuk membedakan UMTS dari teknologi 3G lainnya, UMTS seringkali
dipasarkan sebagai 3GSM, menekankan dasar 3G dari teknologi ini.
4. High-Speed Downlink Packet Access (HSDPA)
High-Speed Downlink Packet Access (HSDPA) adalah sebuah protokol telepon
genggam dan kadangkala disebut sebagai teknologi 3,5G. HSDPA fase
pertama berkapasitas 4,1 Mbps. Kemudian menyusul fase 2 berkapasitas 11
Mbps dan kapasitas maksimal downlink peak data rate hingga mencapai 14
Mbit/s. Teknologi ini dikembangkan dari WCDMA sama seperti EV-DO
mengembangkan CDMA2000. HSDPA memberikan jalur evolusi untuk jaringan
Universal Mobile Telecommunications System (UMTS) yang memungkinkan
untuk penggunaan kapasitas data yang lebih besar (sampai 14,4 Mbit/detik
arah turun).
HSDPA merupakan evolusi dari standar W-CDMA dan dirancang untuk
meningkatkan kecepatan transfer data 5x lebih tinggi. HSDPA
memdefinisikan sebuah saluran W-CDMa yang baru, yaitu high-speed
downlink shared channel (HS-DSCH) yang cara operasinya berbeda dengan
saluran W-CDMA yang ada sekarang. Hingga kini penggunaan teknologi HSDPA
hanya pada komunikasi arah bawah menuju telepon genggam.
Kecepatan unduh datanya :
- Di lingkungan perumahan teknologi ini dapat melakukan unduh data hingga berkecepatan 3,7 Mbps.
- Dalam keadaan bergerak seseorang yang sedang berkendaraan di jalan tol
berkecepatan 100 km/jam dapat mengakses internet berkecepatan 1,2 Mbps.
- Di lingkungan perkantoran yang padat pengguna dapat menikmati streaming video dengan perkiraan kecepatan 300 Kbps.
Kelebihan HSDPA
Kelebihan HSDPA adalah mengurangi tertundanya pengunduhan data (delay)
dan memberikan umpan balik yang lebih cepat saat pengguna menggunakan
aplikasi interaktif seperti mobile office atau akses Internet kecepatan
tinggi untuk penggunaan fasilitas permainan atau mengunduh audio dan
video. Kelebihan lain HSDPA, meningkatkan kapasitas sistim tanpa
memerlukan spektrum frekuensi tambahan. Hal ini menyebabkan berkurangnya
biaya layanan mobile data secara signifikan.
5. General Packet Radio Service (GPRS)
GPRS (singkatan bahasa Inggris: General Packet Radio Service, GPRS)
adalah suatu teknologi yang memungkinkan pengiriman dan penerimaan data
lebih cepat jika dibandingkan dengan penggunaan teknologi Circuit Switch
Data atau CSD. Sering disebut pula dengan teknologi 2,5G
Sistem GPRS dapat digunakan untuk transfer data (dalam bentuk paket
data) yang berkaitan dengan e-mail, data gambar (MMS), dan penelusuran
(browsing) internet.
GPRS merupakan sistem transmisi berbasis paket untuk GSM yang
menggunakan prinsip ‘tunnelling’. Ia menawarkan laju data yang lebih
tinggi. Laju datanya secara kasar sampai 160 kbps dibandingkan dengan
9,6kbps yang dapat disediakan oleh rangkaian tersakelar GSM. Kanal-kanal
radio ganda dapat dialokasikan bagi seorang pengguna dan kanal yang
sama dapat pula digunakan secara berbagi (’sharing’) di antara beberapa
pengguna sehingga menjadi sangat efisien.
Dari segi biaya, pentarifan diharapkan hanya mengacu pada volume
penggunaan. Penggunanya ditarik biaya dalam kaitannya dengan banyaknya
byte yang dikirim atau diterima, tanpa memperdulikan panggilan, dengan
demikian dimungkinkan GPRS akan menjadi lebih cenderung dipilih oleh
pelanggan untuk mengaksesnya daripada layanan-layanan IP.
Dalam teorinya GPRS menjanjikan kecepatan mulai dari 56 kbps sampai
115 kbps, sehingga memungkinkan akses internet, pengiriman data
multimedia ke komputer, notebook dan handheld computer. Namun, dalam
implementasinya, hal tersebut sangat tergantung faktor-faktor sebagai
berikut:
- Konfigurasi dan alokasi time slot pada level BTS
- Software yang dipergunakan
- Dukungan fitur dan aplikasi ponsel yang digunakan
Ini menjelaskan mengapa pada saat-saat tertentu dan di lokasi
tertentu akses GPRS terasa lambat, bahkan lebih lambat dari akses CSD
yang memiliki kecepatan 9,6 kbps.
Komponen-komponen utama jaringan GPRS adalah :
- GGSN (Gateway GPRS Support Node): gerbang penghubung jaringan GPRS
ke jaringan internet. Fungsi dari komponen ini adalah sebagai interface
ke PDN (Public Data Network), information routing, network screening,
user screening, address mapping.
- SGSN (Serving GPRS Support Node): gerbang penghubung jaringan BSS/BTS
ke jaringan GPRS. Komponen ini berfungsi untuk mengantarkan paket data
ke MS, update pelanggan ke HLR, registrasi pelanggan baru.
- PCU : komponen di level BSS yang menghubungkan terminal ke jaringan GPRS
Cara Kerja GPRS:
SGSN bertugas :
1. Mengirim paket ke Mobile Station (MS) dalam satu area
2. Mengirim sejumlah pertanyaan ke HLR untuk memperoleh profile data pelanggan GPRS (management mobility)
3. Mendeteksi MS-GPRS yang baru dalam suatu area servis yang menjadi tanggung jawabnya (location management)
4. SGSN dihubungkan ke BSS pada GSM dengan koneksi Frame Relay melalui PCU (Packet Control Unit) di dalam BSC
GGSN bertugas :
1. Sebagai interface ke jaringan IP external seperti : public internet atau mobile service provider
2. Meng-update informasi routing dari PDU ( Protokol Data Units ) ke SGSN.
GPRS menggunakan sistem komunikasi packet switch sebagai cara untuk
mentransmisikan datanya. Packet switch adalah sebuah sistem di mana data
yang akan ditransmisikan dibagi menjadi bagian-bagian kecil (paket)
lalu ditransmisikan dan diubah kembali menjadi data semula. Sistem ini
dapat mentransmisikan ribuan bahkan jutaan paket per detik. Transmisi
dilakukan melalui PLMN (Public Land Mobile Network) dengan menggunakan
IP backbone. Karena memungkinkan untuk pemakaian kanal transmisi secara
bersamaan oleh pengguna lain maka biaya akses GPRS, secara teori, lebih
murah daripada biaya akses CSD.
GPRS didesain untuk menyediakan layanan transfer packet data pada
jaringan GSM dengan kecepatan yang lebih baik dari GSM. Kecepatan yang
lebih baik ini didapat dengan menggunakan coding scheme (CS) yang
berbeda dari GSM.
6. Enhanced Data for Global Evolution (EDGE)
EDGE atau Enhanced Data for Global Evolution adalah teknologi evolusi
dari GSM dan IS-136. Tujuan pengembangan teknologi baru ini adalah untuk
meningkatkan kecepatan transmisi data, efesiensi spektrum, dan
memungkinkannya penggunaan aplikasi-aplikasi baru serta meningkatkan
kapasistas.
Pengaplikasian EDGE pada jaringan GSM fase 2+ seperti GPRS dan HSCSD
dilakukan dengan penambahan lapisan fisik baru pada sisi Radio Access
Network (RAN). Jadi tidak ada berubahan di sisi jaringan inti seperti
MSC, SGSN, ataupun GGSN.
Kapasitas EDGE Sebagai Teknologi Data Transfer Tingkat Advance
Pada GPRS menawarkan kecepatan data sebesar 115 kbps, dan secara teori
dapat mencapai 160 kbps. Sedangkan pada EDGE kecepatan datanya sbesar
384 kbps, dan secara teori dapat mencapai 473,6 kbps. Secara umum
kecepatan EDGE tiga kali lebih besar dari GPRS. Hal ini dimungkinkan
karena pada EDGE digunakan teknik modulasi (EDGE menggunakan 8PSK,GPRS
menggunakan GMSK) dan metode toleransi kesalahan yang berbeda dengan
GPRS, dan juga mekanisme adaptasi pranala yang diperbaiki. EDGE juga
menggunakan coding scheme yang berbeda dengan GPRS. Dalam EDGE dikenal 9
macam skema pengkodean, sedangkan di GPRS hanya ada 4 skema pengkodean.
EDGE mengalami perkembangan dari beberapa generasi terdahulu.
Perkembangan teknologi ini didahului oleh AMPS sebagai teknologi
komunikasi seluler generasi pertama pada tahun 1978, hingga sekarang
(tahun 2006), perkembangan nya sudah sampai pada teknologi generasi
ke-4, walaupun masih dalam tahap penelitian dan uji coba. GSM sendiri
sebagai salah satu teknologi komunikasi mobile generasi kedua, merupakan
teknologi yang saat ini paling banyak digunakan di berbagai negara.
Dalam perkembangannya, GSM yang mampu menyalurkan komunikasi suara dan
data berkecepatan rendah (9.6 – 14.4 kbps), kemudian berkembang menjadi
GPRS yang mampu menyalurkan suara dan juga data dengan kecepatan yang
lebih baik,115 kbps.
Pada fase selanjutnya, meningkatnya kebutuhan akan sebuah system
komunikasi mobile yang mampu menyalurkan data dengan kecepatan yang
lebih tinggi, dan untuk menjawab kebutuhan ini kemudian diperkenalkanlah
EDGE (Enhanced Data rates for GSM Evolution) yang mampu menyalurkan
data dengan kecepatan hingga 3 kali kecepatan GPRS, yaitu 384 kbps.
Pada pengembangan selanjutnya, diperkenalkanlah teknologi generasi
ketiga, salah satunya UMTS (Universal Mobile Telecommunication Service),
yang mampu menyalurkan data dengan kecepatan hingga 2 Mbps. Dengan
kecepatan hingga 2 Mbps, jaringan UMTS dapat melayani aplikasi-aplikasi
multimedia (video streaming, akses internet ataupun video conference)
melalui perangkat seluler dengan cukup baik. Perkembangan di dunia
telekomunikasi seluler ini diyakini akan terus berkembang, hingga
nantinya diperkenalkan teknologi-teknologi baru yang lebih baik dari
yang ada saat ini. Akhir-akhir ini, para ilmuwan berusaha mengembangkan
teknologi telekomunikasi seluler dengan jangkauan yang sangat lebar,
tingkat mobilitas tinggi, layanan yang terintegrasi, dan berbasikan IP
(mobile IP). Teknologi ini diperkenalkan dengan nama “Beyond 3G” atau
4G.
Kapasitas dan Kapabilitas EDGE Sebagai Teknologi Mobile Generasi Ketiga (3G)
Sebagaimana telah disinggung pada poin sebelumnya, EDGE memiliki
keunggulan dalam transfer data, misalnya, teknologi EDGE bisa tiga kali
lebih cepat dari teknologi GPRS. Artinya, bila pelanggan selular ingin
mendownload pesan MMS dengan teknologi GPRS memerlukan waktu puluhan
detik, tapi dengan teknologi EDGE, hanya perlu waktu beberapa detik
saja.
Di Indonesia, teknologi EDGE sudah berkembang selama beberapa tahun
sejak tahun terakhir EDGE. Perkembangan teknologi GSM di Indonesia
bergulir secara pesat dimulai dengan penggelaran secara serempak dual
band (GSM 900 dan 1800) dan dilanjutkan penggelaran GPRS secara
serempak, telah berhasil menghantar industri memasuki fase 2,5 secara
tidak terasa. Belum lama teknologi 2,5G bergulir, lahirlah teknologi 3G
yang membawa revolusi dalam teknologi seluler Indonesia. Beberapa
provider di Indonesia, seperti Indosat, Telkomsel, dan Excelcomindo
berlomba- lomba menciptakan inovasi baru dengan mengusung teknologi 3G.
Banyak masyarakat indonesia terutama bagi mereka yang tinggal di kota
besar deperti Jakarta, Bandung, Medan, dan Surabaya yang menggunakan
berbagai layanan 3G yang tersedia seperti panggilan video, download
content, akses internet kecepatan tinggi, dll.
Setelah kurang lebih 2 tahun diperkenalkan 3G di Indonesia sekarang
sudah muncul evolusi dari 3G yang dikenal dengan nama HSDPA atau 3,5G.
HSDPA atau High Speed Downlink Packet Access merupakan teknologi yang
berjalan pada platform 3G pada channel baru yang disebut High Speed
Downlink Shared Channel (HS-DSCH). Dengan HDSPA, kecepatan downlink
secara teori dapat mencapai 3,6 Mbps bandingkan dengan 3G yang hanya
mencapai 384 Kbps. Karena masih berjalan pada platform 3G namun dengan
kecepatan melampaui kecepatan 3G standar maka teknologi ini disebut juga
sebagai 3,5G. Sebenernya perkembangan teknologi HSDPA pada 3G hampir
mirip dengan perkembangan teknologi EDGE atau Enhanced GPRS (EGPRS) pada
GPRS. Perlu diketahui, EDGE memiliki kecepatan downlink mencapai 236
Kbps, cukup cepat jika dibandingkan dengan GPRS standar yang memiliki
kecepatan sekitar 50 Kbps. Karena hal tersebut pula teknologi EDGE atau
EGPRS juga dikenal dengan nama teknologi 2,75G.