This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Sabtu, 31 Juli 2010

FMEA untuk OAW



 Latar Belakang
Sekarang ini perindustrian sudah semakin maju, sudah banyak mesin-mesin produksi yang digunakan. Sehingga banyak sekali sumber bahaya yang dapat mengancam para pekerja maupun orang di sekitarnya. Sumber bahaya tersebut tidak lain berasal dari mesin-mesin produksi dan alat-alat produksi, atau mungkin berasal dari lingkungan tempat bekerja. Oleh karena itu perlu dilakukan evaluasi terhadap kesalahan dalam produksi yang memungkinkan terjadinya bahaya. Metode tersebut salah satunya adalah FMEA (Failure Modes and Effect Analysis)
Evaluasi bahaya yang menggunakan metode FMEA ini dilakukan di salah satu bengkel yang ada di PPNS, yaitu bengkel LAS. Di bengkel las banyak sekali peralatan produksi yang dapat menimbulkan bahaya seperti reinforement, tabung gas oksigen maupun asetelin dan lain-lain. Bahaya yang ada pun bermacam-macam, antara lain kebakaran dan peledakan.

Rumusan Masalah
Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana mengevaluasi bahaya yang mungkin terjadi di bengkel las supaya tidak benar-benar terjadi, yaitu dengan menggunakan metode FMEA.

Batasan Masalah
Dalam analisa bahaya yang menggunakan metode FMEA ini hanya mengevaluasi bahaya yang ada di bengkel las, dan yang dievaluasi adalah kegiatan las OAW.

Tujuan
Menganalisa kegagalan yang mungkin terjadi di bengkel las pada saat kegiatan mengelas OAW.



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

FMEA

FMEA adalah metode evaluasi bahaya dengan teknik analisa bahaya secara kualitatif yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi bagaimana suatu peralatan, fasilitas, atau system dapat gagal serta akibat yang dapat ditimbulkannya. Hasil analisa FMEA adalah berupa rekomendasi untuk meningkatkan kehandalan dan tingkat keselamatan peralatan, fasilitas, atau system. Dengan metode FMEA dilakukan tabulasi terhadap failure modes  dari peralatan, fasilitas atau sistem.
Failure modes menjelaskan bagaimana peralatan, fasilitas atau sistem dapat mengalami kegagalan (open, closed, on, off, etc) serat bagaimana tanggapan (respon) system terhadap kegagalan tersebut. FMEA dapat dilaksanaka oleh seorang analis, tetapi hasilnya perlu direview oleh tim dengan multidisiplin ilmu agar hasilnya memadai
Metode ini memfokuskan pada evaluasi tentang bagaimana suatu peralatan, fasilitas atau system dapat mengalami kegagalan dan apa akibat yang ditimbulkannya.
Dari hasil analisa yang dilakukan, maka dapat dievaluasi apakah pengaman (safety function) yang ada sudah cukup atau perlau disempurnakan
Untuk dapat melakukan analisa dengan metode FMEA maka diperlukan berbagai data dan informasi, seperti : P&ID’s, pengetahun tentang fungsi dari tiap peralatan serta model kegagalannya, pengetahuan tentang fungsi system / plant dan response terhadap kegagalan peralatan. FMEA digunakan pada saat:
         Awal siklus (produk atau proses baru)
         Perubahan yang dibuat pada saat beroperasi
         Perubahan yang dibuat saat mendesain
         Peraturan baru yang dibuat
         Feedback dari pelanggan yang menyatakan adanya masalah

Berikut ini beberapa pertanyaan dasar yang harus dijawab seorang analis untuk melakukan analisa FMEA :
  1. Bagaimana masing-masing komponen mengalami kegagalan ?
  2. Mekanisme apa yang mungkin menghasilkan mode kegagalan tertentu ?
  3. Apa dampak dari kegagalan yang terjadi ?
  4. Apakah kegagalan yang terjadi ada kaitannya dengan keselamatan ?
  5. Bagaimana kegagalan tersebut dapat di deteksi ?
  6. Apa yang harus disediakan desain untuk mengkompensasi kegagalan ?


Prosedur pelaksanaan FMEA dilaksanakan berdasarkan langkah berikut :
1.        Penentuan masalah
Penentuan masalah pada suatu peralatan, fasilitas atau system, dilakukan dengan cara memilah-milah bagian-bagian dari peralatan fasillitas atau system sehingga pembahasan dapat lebih terfokus. Contoh permasalahan (failure modes) adalah :
·      loss of temperature control in oxidizing system
·      loss of feed pump
·      loss of cooling water pump
·      failure of temperature sensors and alarms

2.        Pelaksanaan review
Review dilaksanakan pada lembar kerja FMEA.


Cara mengisi lembar FMEA adalah sebagai berikut :
a.       Item (ID)
Pada kolom item diisi nomot urut untuk system yang akan dianalisa, contoh : 1.1, 1.2, dan seterusnya

b.      Identifikasi (Component)
Pada kolom identifikasi diisi data peralatan yang akan diidentifikasi. Misal : nama dan nomor peralatan sesuai dengan data yang ada pada P&ID

c.       Deskripsi (Function)
Pada kolom deskripsi diisi data equipment type,operating configuration, serta karakteristik spesifik lainnya, seperti : high temperature, high pressure, corrosive services yang dapat mempengaruhi failure modes serta efek-efeknya. Contoh : suatu valve dapat dijelaskan sebagai motor-operated valve, normally open

d.      Cara kegagalan (Description of Failure)
v  Failure Modes
Mode kegagalan dapat didefinisikan sebagai kegagalan komponen untuk memenuhi salah satu fungsi dari komponen tersebut. Cara praktis mendapatkannya adalah melalui pengalaman pengoperasian dan menanyakan pada personnel yang menangani perawatan komponen itu.
v  Failure Mechanism
Mekanisme kegagalan yang mungkin dihasilkan mode kegagalan yang sudah diidentifikasi.
v  Detection of Failure
Berbagai kemungkinan pendeteksian dari mode kegagalan tersebut.

e.       Akibat (Effect)
v  Local à dampak kegagalan pada komponen itu dan komponen lainnya yang masih dalam satu subsistem
v  System à dampak kegagalan pada subsistem lain dan sistem utama
v  Plant à dampak kegagalan utama pada plant yang diidentifikasi
Untuk tiap failure mode yang diidentifikasi, harus diisi akibatnya pada kolom effects di lembar kerja FMEA
Contoh :
Akibat langsung dari bocornya seal pompa adalah tumpahan di area pompa. Jika fluida yang bocor merupakan fluida yang mudah terbakar, maka tumpahan fluida tersebut dapat terbakar karena motor pompa merupakan salah satu potensi sumber api.

f.       Pengaman (Safeguard)
Pengaman adalah setiap safety features or procedures pada system yang dapat mengurangi kemungkinan terjadinya kegagalan (failure mode) atau yang dapat mengurangi dampak kegagalan yang dapat terjadi. Data safeguards yang ada pada system ditulis di dalam lembaran kerja FMEA
Contoh :
a high pressure shutdown interlock pada suatu reactor akan dapat mengurangi kemungkinan terjadinya high pressure yang dapat merusak reactor, sedangkan suatu relief valve akan dapat mengurangi akibat/konsekuensi dari setiap kejadian high pressure di reactor . 

g.      Tindakan (Action/Risk Reducing Measures)
Kemungkinan kegiatan untuk mengembalikan atau mencegah akibat serius dari sebuah kegagalan (koreksi perbaikan)


h.      Comment
Me-record informasi lain yang tidak dapat dimasukkan dalam kolom sebelumnya.

3.        Pendokumentasian hasil
Hasil review FMEA harus didokumentasi dengan mengisi lembar kerja FMEA secara konsisten memantau implementasi terhadap koreksi yang diusulkan.

Contoh:













BAB III
ANALISA FMEA


Analisa Kegagalan Las OAW pada Bengkel Las di Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya

Nama Sub Sistem        : Brander Las
Fungsi Sub Sistem      : Tempat bercampurnya oksigen dan acytelyne
DESCRIPTION OF UNIT
DESCRIPTION OF FAILURE
  Effect of failure
Failure Rates
Severity Ranking
measures
Comments
ID
Component
Function
Failure mode
Failure mechanisms
Detection of failure
Local
system
Pengunci selang
Tempat tersambung- nya brander dan selang
kebocoran
adanya gas yang keluar
Adanya bau gas Acyteline
Tekanan berkurang
nyala api tidak normai
Memperbaiki dengan menggunakan klep
Kran Brander
Mengalirnya gas pksigen dan acyteline
kebocoran
Tekanan berkurang
Adanya bau gas Acyteline
Tekanan berkurang
Nyala api tidak normal
Mengganti kran brander dengan yang baru





Nama Sub Sistem        : Trip LAs
Fungsi Sub Sistem      : Tempat keluarnya oksigen dan acytelyne

DESCRIPTION OF UNIT
DESCRIPTION OF FAILURE
  Effect of failure
Failure Rates
Severity Ranking
measures
Comments
ID
Component
Function
Failure mode
Failure mechanisms
Detection of failure
Local
system
Trip Las
Tempat keluarnya nyala api
Tersumbat
Tidak ada gas yang keluar
Adanya bau gas Acyteline
Tidak ada tekanan
Tidak menimbulkan nyala api
Melakukan maintenence pada trip las
Pematik api
Menyalakan api
Tidak dapat mengeluarkan percikan api
Tidak dapat menyalakan Las
Pemakaian pematik api visual
Tidak mengeluarkan percikan api
Las OAW tidak dapat menyala
Mengganti trip las yang telah rusak


Nama Sub Sistem        : Sistem aliran C2H2
Fungsi Sub Sistem      : Mensuplai acyteline sebagai bahan bakar gas
DESCRIPTION OF UNIT
DESCRIPTION OF FAILURE
  Effect of failure
Failure Rates
Severity Ranking
measures
Comments
ID
Component
Function
Failure mode
Failure mechanisms
Detection of failure
Local
system
Tabung acyteline
Tempat menyimpan acyteline
Terjadi kebocoran pada tabung
Tekanan berkurang
Adanya bau gas acyteline
Suplai acyteline berkurang
Menimbulkan nyala api yang tidak normal
Memperbaiki kebocoran atau mengganti tabung yang baru
Pipa acyteline
Tempat mengalirnya acyteline
Kebocoran pada pipa
Tekanan berkurang
Adanya bau gas acyteline
Suplai acyteline berkurang
Nyala api tidak normal
Mengganti dengan pipa yang baru
Manometer acyteline
Indikator tekanan gas acyteline
Indikator tidak berfungsi dengan normal
Tekanan acyteline tidak sesuai keinginan
visual
Jarum manometer tidak bergerak
Nyala api tidak sesuai keinginan
Mengganti manometer dengan yang baru
Regulator acyteline
Mengatur tekanan gas acyteline
Kran tidak berfungsi dengan baik
Tekanan acyteline tidak terkontrol
Manometer tidak berfungsi
Suplai acyteline berkurang
Maintenance secara rutin atau mengganti dengan yang baru
Selang acyteline
Mengalirnya gas acyteline setelah melalui regulator
Kebocoran pada selang
Tekanan acyteline dapat berkurang
Timbulnya suara gas bocor
Suplai acyteline berkurang
Menimbulkan nyala api yang tidak normal
Mengganti selang


Nama Sub Sistem        : Sistem aliran Oksigen
Fungsi Sub Sistem      : Mensuplai oksigen sebagai campuran acyteline

DESCRIPTION OF UNIT
DESCRIPTION OF FAILURE
  Effect of failure
Failure Rates
Severity Ranking
measures
Comments
ID
Component
Function
Failure mode
Failure mechanisms
Detection of failure
Local
system
Tabung Oksigen
Tempat menyimpan oksigen
Terjadi kebocoran pada tabung
Tekanan berkurang
Terdengar suara gas yang keluar
Suplai acyteline berkurang
Menimbulkan nyala api yang tidak normal
Memperbaiki kebocoran atau mengganti tabung yang baru
Pipa oksigen
Tempat mengalirnya oksigen
Kebocoran pada pipa
Tekanan berkurang
Terdengar suara gas yang keluar
Suplai acyteline berkurang
Nyala api tidak normal
Mengganti dengan pipa yang baru
Manometer oksigen
Indikator tekanan gas oksigen
Indikator tidak berfungsi dengan normal
Tekanan oksigen tidak sesuai keinginan
visual
Jarum manometer tidak bergerak
Nyala api tidak sesuai keinginan
Mengganti manometer dengan yang baru
Regulator oksigen
Mengatur tekanan gas oksigen
Kran tidak berfungsi dengan baik
Tekanan oksigen tidak terkontrol
Manometer tidak berfungsi
Suplai oksigen berkurang
Menimbulkan nyala api yang tidak normal
Maintenance secara rutin atau mengganti dengan yang baru
Selang oksigen
Mengalirnya gas oksigen setelah melalui regulator
Kebocoran pada selang
Tekanan oksigen dapat berkurang
Timbulnya suara gas bocor
Suplai oksigen berkurang
Menimbulkan nyala api yang tidak normal
Mengganti selang