Kamis, 08 Juli 2010

StorAGE tANk



Pendahuluan
Prinsip Dasar: Storage Tank yg berukuran besar namun berdinding sangat tipis, sehingga peka terhadap: Construction, Fabrication & amp; Transportation     } non conformance
Sehingga perlu kehati2an dlm:
Konstruksi, operasi, maintenance, fabrikasi & handling/transportation.

STANDARD = minimum requirement on designing.
Sebaiknya jangan On Standard, karena sangat peka terhadap perubahan2, sehingga sebaiknya Above Standard.

Pressure Vessel: jika internal pressure, P & gt; 5 atm.

Normalized: mula2 material dipanaskan lalu didinginkan oleh udara terbuka pada ruang tertutup (tidak ada aliran anginya)

Corrosion Allowance:
Untuk plate    : umumnya 1/8”
Utk pipa    : CA + 0.002” (nilai CA dari fabrication)

* Tahap Fabrikasi

Mempersiapkan drawing utk fabrikasi, a.l.:
1.Edge preparation
Persiapan tepi yg akan dilas hrs diperhatikan
2.Welding mapping
3.Transfer dari heat number
Heat no. dari material yg akan dipotong hrs ditransfer ke bagian yg dipotong.
4.Material sertifikat
5.Curvature pengerollan
Plate yg di-roll hrs diperiksa sesuai dgn maal yg tlh disiapkan khusus utk model tsb.
6.Tolerances
Memperhatikan toleransi gap antara bidang yg akan dilas sesuai standar welding symbol.

* Tahap Konstruksi

1.Kelengkapan peralatan kerja dan safety
2.Kecukupan jumlah personil pelaksana
3.Qualification pelaksana
4.Standard procedure (WPS/PQR)
5.Weld sequence (urutan pengelasan)Untuk meminimalisir pengkerutan plate.
6.Inspection Plan (QA/QC)

Hal yg paling kritikal dlm tahap konstruksi adalah terjadinya METAL UPSET/ DEFORMATION, yaitu pengkerutan plate akibat kesalahan weld sequence.

Sebab:
1.Fitting buruk
2.Heat input tidak uniform (seimbang)
3.Pengelasan tidak sesuai sequence
4.Material berelongasi cukup besar

Penanggulangan:
1.Fitting sebaik mungkin (dlm batas toleransi yg diijinkan
2.Pengelasan hrs sesuai WPS
3.Pengelasan hrs sequential
4.Gunakan material dgn kandungan Mn ~ 0.3% & Silicon 0.2%.

*Jenis-Jenis Tangki

*Klasifikasi berdasarkan bentuk roof (atap)-nya:
1.Open Roof Tank: atm. tank
2.Fixed Roof Tank: atm. tank
 2.1.Fixed Cone Roof Tank
   a.Self Supporting Rafter
   b.Column Support Ted type
 2.2.Umbrella Tank
 2.3.Dome Roof
 2.4.Plain Spheroid
 2.5.Noded Spheroid
 2.6.Plain Hemispheroid
 2.7.Noded Hemispheroid
 2.8.Spherical (for tank which has internal press.  13 kg/cm2)

3.Floating Roof (as per API RP 575)
 3.1.External Floating Roof
   a.Pan type
   b.Pontoon type
   c.Double Deck type
 3.2.Internal Floating Roof
   a.Pan type
   b.Sandwidch type
   c.Floating Tank

4.Double Wall Tank
Khusus utk gas cryogenic (bersuhu hingga -190C). Inside wall berupa plate dar  SS (Stainless Steel) yg tahan thd suhu sangat dingin, sedangkan outside wall berupa plate CS (Carbon Steel). Diantara inside & outside wall terdpt bahan polyurethane foam sbg isolasi.

5.Cobra Tank
Merupakan tangki air minum yg ditinggikan (elevated drinking water tank) agar mudah mendistribusikannya berdasarkan gaya gravitasi bumi.

*WELDING JOINTS (AS PER API 650)

Jenis2nya antara lain:
1.Butt Weld (Groove)
Ciri2nya:
Full Penetration
Dapat di PT/ MT/ UT/ RT (NDT test)
Utk 100% X-ray: joint efficiency, E = 1
Utk Spot X-ray :  joint efficiency, E = 0.85
Jenis2nya:
a.Square Groove    : t = ¼”
b.Single V-Groove    : ¼” < t  ⅝”
c.Double V-Groove    : ⅝” < t  2”
d.Single Bevel Groove    : ¼” < t < ⅝”
e.Double Bevel Groove: ⅝” < t  2”
f.Single J-Groove    : ⅝” < t  1”
g.Double J-Groove    : t 1”
h.Single U-Groove    : ¾” < t  2”
i.Double U-Groove    : t > 2”

2.Fillet Weld
Ciri2nya:
Partial Penetration
Tidak dpt di UT
Dapt di MT
Joint efficiency: min = 0.65 & max= 0.85
Jenis2nya: (t < ¼”, t = sembarang)
a.Corner Joint    :
b.T-Joint    :
c.Overlap Joint    :
d.Socket Joint    :
e.Single Flare Joint    :
f.Double Flare Joint    :
g.Single-Bevel Flare Joint:
h.Double Bevel Flare Joint:
i.Single Flange Joint:
j.Double-Flange Joint    :
k.Single Bevel Flange Joint:
l.Double Bevel Flange Joint:

*SEAL DESIGN

*WELDING (PENGELASAN)

Musuh2 dari pengelasan:
1.Oksidasi
2.Metal up-set (Deformation)
3.Cacat2 Pengelasan

*Jenis-Jenis Pengelasan
Jenis-jenis pengelasan antara lain:
1.OAW (Oxy Acetylene Weld)
Reaksi Calcium Carbide (Karbit)
CaC2 + H2O    C2H2 + Ca(OH)2
C2H2 + O2      CO2 + H2O + Panas ( 1500C)

Ciri-ciri/sifat-sifat pengelasannya:
Tidak terlalu kuat
Hanya untuk cosmetic weld
Hanya untuk plate tipis: plate baja < ¼”
Baik untuk non Ferrous: Cu, Ag, Ag, Sn, & Al

2.GTAW (Gas Tungsten Arc Welding)
Ciri-ciri/sifat-sifat pengelasannya:
Hasilnya halus dan kuat
Hanya untuk plate tipis dan akar las
Baik untuk non Ferrous
Produktivitasnya kecil
Untuk plate SS, tebal max. 3mm (¼”), jika tebalnya > ¼” gunakan SMAW

3.SMAW (Las Listrik Busur Terlindung)
Ciri-ciri/sifat-sifat pengelasannya:
Hanya dilakukan secara manual
Dapat untuk segala jenis ketebalan
Dapat untuk segala posisi
Bianyanya relatif murah
Sifatnya yang luwes dan dapat digunakan dimana saja

Fungsi coating:
Menghasilkan gas
Menghasilkan asap
Menghasilkan slag
Menstabilkan busur
Menambah bahan additive

Bahya yang dapat ditimbulkan:
Ultraviolet    : dapat mengeringkan retina mata
Gas/ kume    : dapat meracuni saluran pernafasan
Infra red (suhu panas) : dapat membakar kulit

4.GMAW (Gas Metal Arc Welding)
5.FCAW (Flux Core Arc Welding)
6.SAW (Sub-merged Arc Welding)
7.EWB (Electron Beam Weld)

*Oksidasi
Reaksi Oksidasi: Fe + O2          Fe2O3 (Oxide)
Sifat2 Oxide (karat): keras, getas, & menyerupai baja  tidak ada kekuatan.
Keberadaan Oxide dapat melemahkan sambungan mekanis las.
Pencegahannya:
8.Coating pada stick electrode (utk SMAW)
9.Borax  pd Oxy Acetylene Weld
10.Shieldding gas  pd GTAW, GMAW & FCAW
11.Flux granular  pd SAW
12.Vaccum  pd EBW

*Metal Up-Set (Deformation)
Pencegahannya:
1.Penyetelan sesempurna mungkin
2.Pengikatan penyetelan  (clamp stack weld)
3.Pengelasan sesuai WPS
4.Pengelasan sesuai weld sequence
5.Pergunakan material dgn elongation coefficient yg kecil

*Cacat-Cacat PADA Las

1.Cacat-Cacat Visual (Surface)
Jenis-jenisnya, a.l.:
-Spatters
-Porosity
-Undercut
-Cold Lap
-Pinhole
-Concavity
-Wide Bead
-Excessive Reinforcement
-Incomplete Fill
-Crack
-Stop Start
-High Low
2.Cacat-Cacat Non Visual (Akar Las/Root)
-Porosity
-Undercut
-Underfill
-Concavity
-Excessive Wire
-Excessive Reinforcement
-Excessive Penetration
-Incomplete Penetration   
-Blow Hole
-Stop Start

3.Cacat-Cacat Internal
-Slag Inclusion
-Slag Lines
-Porosity
-Worm Hole
-Hollow Bead
-Heavy Metal Inclusion
-Incomplete Fusion
-Internal Cold Lap
-Align Porosity

*Cacat-Cacat Visual

* Spatters
Sebab
 1.Lingkungan pengelasan basah/ lembab.
 2.Angin kencang.
 3.Kampuh (groove) kotor pada bevel
 4.Arus capping terlalu tinggi.
 5.busur terlalu panjang (posisi nozzle terlalu jauh thd bidang las).
 6.lapisan galvanize belum digerinda
 7.Salah jenis polaritas.
Akibat
 1.tampak jelek.
 2.Mengawali karat permukaan.
Penanggulangan
 Cukup di-chipping hammer, atau dikikir kasar. Tidak boleh digerinda.

* Porosity
Sebab
 1.Lingkungan pengelasan basah/ lembab.
 2.Angin kencang.
 3.Kampuh (groove) kotor pada bevel
 4.Arus capping terlalu tinggi.
 5.busur terlalu panjang (posisi nozzle terlalu jauh thd bidang las).
 6.lapisan galvanize belum digerinda
 7.Salah jenis polaritas.
Akibat
 1.tampak jelek
 2.Mengawali karat permukaan.
 3.Melemahkan sambungan.
Penanggulangan
 1.Digerinda hingga cacat-nya hilang,
 2.Lalu dilas kembali sesuai WPS repair.

* Undercut
Sebab
 1.Suhu metal terlalu tinggi.
 2.Ampere chapping terlalu tinggi.
 3.Speed chapping terlalu lambat.
Akibat
 1.Mengawali karat permukaan.
 2.Melemahkan sambungan.
 3.Timbul tegangan geser (shear stress) yang berpotensi retak.
Penanggulangan
Cukup disikat baja saja, dan diisi dengan las stringer.

* Code Lap
Sebab
 1.Suhu lingkungan terlalu dingin, sedangkan suhu metal rendah.
 2.Permukaan material basah/lembab dan kotor oleh minyak.
 3.Ampere chapping terlalu rendah
 4.Sway (ayunan) tidak uniform.
Akibat
 Timbul kecurigaan akibat pengelasan mentah ini dapat mengandung cacat internal yang sangat ber-bahaya. Sehingga perlu diadakan X-ray & UT.
Sangat berbahaya, artinya tidak dapat dideteksi hanya dengan X-ray saja.
Penanggulangan
 1.Jika proses pengelasan-nya baik, maka code lap cukup diterinda ulang hingga kebentuk normal,
 2.Jika kecurigaan terbukti, maka seluruh sambungan las yang bermasalah harus diganti.

* Pin Hole
Sebab
 Sewaktu pengelasan timbul gas CO, CO2, NO, NO2, SO2 & H2. Selanjutnya gas tsb menuju ke permukaan dan meninggalkan jejak berupa lubang jarum yang panjang (pin hole)
Akibat
 Pada lokasi cacat, kemungkinan ada bocor besar.
Penanggulangan
 1.Gouging cacat sampai hilang,
 2.Lalu dilas ulang sesuai WPS repair.

* Concavity (Las Cekung)
Sebab
 1.Sudut kampuh terlalu lebar.
 2.Electrode sizing terlalu kecil.
 3.Ampere chapping terlalu tinggi.
 4.Speed chapping terlalu cepat.
 5.Pengelasan belum selesai.
Akibat
 1.Mengawali karat permukaan.
 2.Melemahkan sambungan.
 3.timbul shear stress yang berpotensi retak.
Penanggulangan
 Cukup diisi ulang dengan chapping yang baik sesuai dengan WPS asli.

* Wide Bead
Sebab
 1.Suhu metal dingin.
 2.Ampere chapping terlalu rendah.
 3.Speed chapping terlalu rendah.
 4.Busur terlalu pendek (elektroda terlalu dekat dengan plate.
Akibat
 1.tampak jelek.
 2.Tidak efisien.
 3.timbul kecurigaan pengelasan mentah. Sehingga mungkin ter-jadi cacat internal  yang sangat berbahaya.
Penanggulangan
 1.Jika kecurigaan tidak terbukti, jalur las cukup digerinda saja sampai ke bentuk normal.
 2.Jika kecurigaan terbukti, maka seluruh jalur las yang bermasalah harus dibongkar dan dilas ulang sesuai WPS asli.
 3.Juru las yang bermasalah diberi peringatan agar tidak mengulangi kesalahan yang sama.

* Incomplete/ Under Fill
Sebab
 1.Suhu metal terlalu dingin.
 2.Ampere chapping terlalu rendah.
 3.Sway tidak seimbang.
 4.Kampuh kotor.
Akibat
 1.Mengawali karat per-mukaan.
 2.Melemahkan sambungan.
 3.Timbul notch yang berpotensi retak.
Penanggulangan
 1.Digerinda penuh sampai las hilang,
 2.Lalu dilas stringer sampai slag-nya hilang.
* Crack:
 1.Toe Crack
 2.Luquation
Sebab
 1.Notch
 2.Crystal growth
 3.Air hardening
 4.Embrittlement: Caustic, H2, S, dan Cl2 (hanya pada SS)
 5.Stress corrosion
 6.C equivalent (> 0.41%)
 7.Incompatibility (tidak apor)
 8.Stress relief
 9.Internal stress
 10.Desain sambungan buruk.
 11.Kandungan Ferrite < 5% atau > 12%.
 12.Fatique (capek)
 13.Aging (penuaan): hanya pada SS.
 14.Shrinkage
Penanggulangan
 1.Adakan FA (Failure Analysis) untuk mencari sebab yang tepat,
 2.Ujung-ujung yang retak dibor, lalu
 3.Di-gouging,
 4.Di-preheat,
 5.Dilas dengan elektroda yang tepat sesuai WPS repair, kemudian
 6.di NDT dengan MT
 7.dilanjutkan dengan RT/UT

* Stop Start
Sebab
Tipe A:
 Penggantian elektroda terlalu mundur.
Tipe B:
 Penggantian elektroda terlalu maju.
Akibat
Tipe A:
 Tampak jelek, tapi secara struktural tidak ada masalah.
Tipe B:
 1.Timbul notch yang berpotensi retak.
 2.Timbul star crack yang berpotensi menjalar menjadi retak besar.
Penanggulangan
Tipe A:
 Cukup digerinda hingga jalurnya uniform.
Tipe B:
 1.Bagian yang tidak terisi digerinda sampai slag hilang,
 2.Lalu dilas ulang sesuai WPS repair.

* High Low
Sebab
 1.Misalignment
 2.Beda thickness
 3.Beda diameter
 4.Beda diameter dan thickness


*Cacat-Cacat Non Visual (Root atau Internal Defect)
Ciri-ciri keberadaan cacat internal yang sangat berbahaya:
 1.Kondisi pengelasan lembab/basah, seperti: malam, berkabut, di daerah pantai berangin, pada waktu pagi sebelum matahari tinggi, dan pada waktu hujan/gerimis
 2.Weldernya tidak qualified
 3.Mengelas tanpa WPS yang tepat
 4.Suhu metal rendah (tanpa preheating)
 5.Tidak diawasi/diperiksa oleh inspeksi
 6.Kebiasaan mengelas dengan ampere yang rendah
 7.Mesin las sudah tua dan tidak terkalibrasi

Cacat internal hanya dapat diungkap dengan DT dan NDT.

* Slag Inclusion
Sebab
 1.Welder cenderung menggunakan ampere rendah di setiap lajur las.
 2.Welder malas membersihkan slag.
 3.Tidak dilengkapi dengan peralatan yang baik.
Akibat
 Melemahkan sambungan.
(Jika melebihi ambang batas yang diijinkan, jalur las ditolak)
Penanggulangan
 1.Untuk welding kls. 3 atau
klasifikasi IIW warna hijau & coklat:
Structure, kapal, jembatan & gedung-gedung
Slag inclusion pada tingkat tertentu diijinkan.
 2.Untuk welding kls. 2 atau klasifikasi IIW warna biru:
Tangki, transfer pipe
 3.Untuk welding kls. 1 atau klasifikasi IIW warna hitam (mulus, tidak bercacat):
Boiler, Press. Vessel, Heat Exchanger, Reactor.

* Internal Porosity
Sebab
 Penanganan kawat las yang tidak baik (lihat cacat porosity visual)

* Heavy Metal Inclusion
Sebab
 Sebenarnya merupakan electrode Tungsten yang terputus/pecah.
 1.Jika GTAW menggunakan arus searah polaritas terbalik, tidak ada electron
cooling, sehingga terjadi overheating di ujung electrode.
 2.Jika tanpa sengaja electrode Tungsten tercelup ke dalam kolam las, electrode akan terputus-putus.

* Excessive Penetration
Sebab
 1.Gap tidak uniform
 2.Ampere rod terlalu tinggi
 3.Speed rod terlalu lambat
 4.electrode terlalu dalam

* Incomplete Penetration
Sebab
 1.Gap terlalu sempit
 2.Elctrode sizing terlalu besar
 3.Ampere rod terlalu kecil
 4.Posisi electrode terlalu tinggi
 5.Disengaja (untuk cement line pipe)
Akibat
 1.Melemahkan sambungan.
 2.Mengawali erosi abrasive.
 3.Berbahaya, karena timbul notch yang berpotensi retak.
Penanggulangan
 1.Gouging sampai 100%, lalu
 2.Dilas kembali sesuai WPS repair.

*RADIOGRAPHY

*APPENDIX F
F.1. Tekanan Internal Maksimum yg Diijinkan
F.1.1 Tekanan internal maksimum utk tangki API Std. 650 dpt ditingkatkan menjadi tekanan internal maksimum yg diijinkan apabila persyaratan dari appendix ini dipenuhi.
Appendix ini berlaku utk penimbunan cairan yg tidak didinginkan (lihat API Std. 620-App. Q & R). Untuk suhu shell diatas 90C (200F), lihat app. M.

F.1.2 Apabila tekanan internal dikalikan dgn luas penampang dari diameter tangki tdk melebihi berat nominal metal pd shell, roof, & framing (roof structure), lihat dlm persyaratan desain F.2. – F.6.
Overturning stability (stabilitas tumpah) yg sehubungan dgn kondisi angin (wind load) hrs ditentukan berdasarkan 3.1.1. apabila dikehendaki oleh pembeli.
Overturning stability yg berhubungan dgn kondisi seismic, ditentukan secara terpisah berdasarkan daya apung (floating load). Internal pressure design seismic harus sesuai dgn app. E.

F.1.3 Tekanan internal yg melebihi berat shell, roof, & roof structure, tetapi tidak melebihi 18 kPa (2½ Psi) dan apabila shell memakai anchor utk mengimbangi berat, spt misalnya cincin beton (foundation), dibahas pd F.7.

F.1.4 Tangki yg didesain berdasarkan appendix ini, hrs sesuai dgn keseluruhan rumus2 yg digunakan dlm standar ini, kecuali apabila rumus2 tsb. dianulir oleh persyaratan pd F.7.

F.1.5 Name plate tangki (lihat gbr. 8/1) hrs menjelaskan bhw tangki didesain berdasarkan F.1.2. & F.1.3.

F.1.6 Gambar F1 dibuat utk membantu penentuan dari kegunaan bbg seksi appendix ini.
F.2. Deleted

F.3. Roof Design (Desain Atap)
F.3.1 Detail hubungan dari roof & shell hrs sesuai dgn gambar F.2, area yg terlibat dan menghambat daya kompresif diberi tanda garis arsir.


F.4. Tekanan Maksimum Desain & Prosedur Pengujian
F.4.1 Tekanan desain P utk suatu tangki yg telah dikonstruksi atau yg detail designnya telah dikembangkan dpt dihitung menggunakan rumus berikut (diperuntukkan utk limitasi pada Pmax di F.4.2.
dalam unit SI:

keterangan:
P    = internal pressure desain (kPa)
A    = area yg menghalangi daya kompresif sbgm yg digbrkan dlm gbr. F.2 (mm2)
    = sudut antara atap (roof) & bidang datar pd hubungan roof & shell ()
       tan  = slope roof yg dinyatakan dlm bilangan decimal
D    = diameter tangki
th    = tebal normal roof (mm)

F.4.2 Tekanan Maksimum Desain yg dibatasi oleh up-lift (daya apung) dasar tangki tdk melebihi nilai yg dihitung berdasarkan pers. dibawah ini, kecuali apa yg telah dibatasi oleh F.4.3.
Dalam unit SI:

Keterangan:
Pmax    = maximum internal pressure desain (kPa)
W    = jumlah berat shell + structure (tdk termasuk plate roof yg disangga oleh shell & roof) (N)
M    = moment angin (N-m)
Apabila overturning stability telah ditentukan oleh pihak pembeli, nilai M berdasarkan ketentuan pd 3.11, jika tidak maka M = 0
Anchor diperlukan jika Pdesign > Pmax (rumus diatas)
Apabila overturning stability blm ditentukan, maka pihak manufacture harus melaporkan wind velocity max yg mungkin tangki sanggup menahannya tanpa dipasang anchor yg dikombinasikan dgn pressure design maksimum.

F.4.3 Jika ukuran top angle dan slope roof berkurang sedangkan diameter tangki bertambah, maka tekanan desain yg diijinkan oleh F.4.1 & F.4.2 mendekati tekanan failure (Pf) pd gambar F.6 utk sambungan roof & shell.
Dlm rangka memberi batas aman antara tekanan operating maks. & tekanan failure yg diperhitungkan, batasan selanjutnya yg disarankan utk tekanan maks. Desain tangki dgn sambungan roof ke shell yg lemah adalah:
Pmax < 0.8 Pf

F.4.4 Apabila keseluruhan tangki telah selesai maka diisi dgn air hingga top angle (design liquid level), sedangkan tekanan internal desain utk udara diberlakukan utk ruang yg tertutup diatas permukaan air dan ditahan selama 15 menit.
Tekanan udara hrs diturunkan mnjd setengah tekanan desain, sementara seluruh sambungan las diatas permukaan air dicek dgn air sabun, minyak linsit atau sarana lain yg sesuai. Semua ventilasi tangki diuji setelah pengujian ini selesai.


F.5. Luas Kompresi yg Diperlukan Di Sambungan Roof & Shell
F.5.1 Apabila tekanan desain maksimum telah ditentukan (tdk melebihi tekanan yg diijinkan pd F.4.2 & F.4.3), jumlah permukaan/ luas kompresi pd sambungan. Roof & shell dpt dihitung berdasarkan rumus berikut:
Dalam unit SI:

Keterangan:
A  = jumlah luas kompresi yg diperlukan pd sambungan roof & shell (mm2)

F.5.2 Untuk atap yg self supporting, luas kompresi tdk boleh kurang dari luas penampang yg dihitung pada 3.10.5 & 3.10.6.


F.6. Tekanan Gagal (Failure Pressure) yg Diperhitungkan (Pf)
Pada tangki yg memenuhi kriteria pada 3.10.2.5.1, kegagalan dpt diperhitungkan apabila tegangan pd compression ring mencapai yield point. Salah satu dasarnya adalah rumus yg sesuai utk tekanan dgn kegagalan di top compression ring diperhitungkan dan dinyatakan dlm tekanan desain yg diijinkan pd F.4.1, yaitu:
Dalam unit SI:
Pf  =  1.6P – 0.047th

Pf  = tekanan failure yg diperhitungkan (kPa)


F.7. Tangki Berjangkar (Anchor) Dgn Teganagn Desain 18 kPa (2½ Psi)
F.7.1 Dlm menghitung ketebalan shell dlm tangki ber-anchor pd appendix F, utk melawan daya apung akibat tekanan internal dan dlm memilih ketebalan shell man hole pd table 3.3 dan ketebalan flush type clean out fitting pd table 3-10, H hrs ditambah dgn besaran:

H    = tinggi desain cairan (m atau ft)
P    = tekanan desain (kPa atau in. air/water)
G    = berat jenis fluida
F.7.2 Luas permukaan kompresi pd sambungan roof & shell dari tangki beratap cone, harus dihitung menggunakan F.5.1 & permukaan kompresi yg bersangkutan ditentukan berdasarkan gambar F-2.
Utk tangki dgn self supporting roof, luas permukaan kompresi hrs sesuai dgn yg tertera pada 5.12.4 dari API 620, kecuali apabila teg. Kompresi yg diijinkan ditingkatkan mnjd 140 MPa (20.000 Psi).

F.7.3 Desain & pengelasan atap (roof) dan desain reinforcement, serta sambungan las manhole & nozzle pd roof hrs sesuai pd 620.
Ketebalan self supporting roof tdk boleh kurang dari ketebalan yg ditetapkan oleh 3.10.5 & 3.10.6.

F.7.4 Desain pd anchor & attachmentnya mrpk perjanjian pihak manufacture & pembeli hrs memenuhi persyaratan 3.12.

F.7.5 Berat peyeimbang (counter balance) sbg tambahan dari persyaratan yg tertera pd 3.12 hrs didesain sedemikian rupa shg perlawanan thd daya apung (up-lift) bottom shell mnjd yg terbesar dari:
a.Up-lift yg dihasilkan oleh 1½ kali tekanan desain tangki kosong dikurangi corrosion allow. ditambah up-lift dari kecepatan angin desain dari tangki tsb.
b.Up-lift yg dihasilkan dari 1 ¼ kali tekanan uji yg dilakukan pd tangki kosong (dgn ketebalan sbgm yg telah dikonstruksi (as built)).
c.Up-lift yg dihasilkan dari 1½ kali failure pressure (Pf) yg diperhitungkan (pd F.6) diperlakukan pd tangki yg diisi dgn cairan desain.

Berat efektif dari cairan dibatasi pd proyeksi sebelah dalam dari ring wall (tipe appendix B) dari shell.
Gesekan antara tanah & ring wall dpt dimasukkan sbg tahanan. Apabila kaki (footing) dimasukkan ke dlm desain ring wall, maka berat efektif dari tanah dpt dimasukkan.

F.7.6 Setelah tangki terisi dgn air, shell & anchor diperiksa secara visual utk mengetahui kebocoran2 yg terjadi.
Tekanan udara diturunkan mnjd sama dgn tekanan desain, kemudian tangki diperiksa kebocorannya. Sbg tambahan, semua sambungan las diatas permukaan air hrs diuji dgn air sabun atau bahan lain yg sesuai utk mendeteksi kebocoran.
Setelah air uji dikosongkan dari tangki dan tangki berada dlm tekanan 1 atm, maka semua anchor hrs diperiksa keeratannya (tightness) ikatannya.
Tekanan desain udara hrs diberlakukan kpd tangki apabila pengujian anchor dilaksanakan.

0 komentar:

Posting Komentar