Sabtu, 07 Agustus 2010

Untuk Putra Putriku

Betapa teriris hati ini
Melihatmu asyik dengan duniamu
Tak kulihat kepolosan di wajahmu
yang nampak justru kepalsuan
Miris hati ini melihat masa depan
Saat etika ketimuran ta' lagi kau miliki
Akankah ibu pertiwi makin terpuruk..?
Untaian nasehatku tak ada yang membekas dalam memorimu
Namun aku tetap bertahan, mengikuti panggilan jiwa
Menebar nasehat untukmu...
Ijinkan aku mengantarmu menuju gerbang keberhasilan
Karena kaulah penerus estafet pembangunan
Maju mundurnya bangsa ini ada dipundakmu
Bangkitlah putra putriku..
Jangan terbuai oleh angan semu larut dalam fatamorgana
Songsonglah masa depanmu dengan IMTAK dan IPTEK
Doa'ku senantiasa menyertaimu
Semoga hidayah dan ridho Allah selalu bersamamu..

Dari seorang Bapak pahlawan tanpa tanda jasa di desa kecil Kabupaten Trenggalek Jawa Timur

Related Posts:

  • Sajak Untuk Sang PresidenPak SBY dengarlah! "kita belum merdeka", atau cuma penghuni seng berkarat tapi banyak hidup lagi sekarat. Pak SBY dengarlah! "kita belum merdeka", atau cuma tangis kelaparan bukankah siang dan malam semuanya kedengaran. Pak… Read More
  • Oase KehiDupan“Shany. Bisakah Kau melupakan taubat dan orientasi hidupmu sejenak, kemudian kembali menikamati tubuhku dua hingga tiga hari saja? Aku benar-benar membutuhkan uang. Aku tunggu kehadiranmu di kota Kairo.” Sms dari Haifa. Suda… Read More
  • Aku Menunggumu StrawberriiDimana waktu tlah berhenti Aku kan kembali menunggu mu di sini Sayangnya malam membawa ku pergi Hanya dapat ku sesali musim tlah berganti Tak ada yang bisa membuatku kembali … Senja kali ini aku tak melihatmu lagi Di jalan M… Read More
  • Kekayaan bukanlah diukur dengan banyaknya kemewahan dunia....Menarik sekali saya membaca hadits dari Bukhari & Muslim, yang berbunyi:  ” Kekayaan bukanlah diukur dengan banyaknya kemewahan dunia. Namun kekayaan adalah hati yang selalu merasa cukup. “ Subhaanalloh..membaca d… Read More
  • 2 kupu kupu diranting yang samaSemenjak menjadi ulat Senyum dan tatapmu hanya sekali kulihat Saat angin mengalir disela dedaunan Kau menunduk sambil sesekali mencuri lihat Dan enTah kenapa Sebuah pohon yang kita sebut rumah Tiba tiba saja ambruk kedalam mo… Read More

0 komentar:

Posting Komentar