pebisnis perlengkapan pabrik. Berbagai perusahaan besar telah menjadi
pelanggannya. Yang menarik, modal Adnan mengawali usaha hanya berupa mesin bubut
yang ia sewa dari sebuah sekolah.
Kerja keras dan pantang menyerah menjadi kunci kesuksesan Adnan dalam membangun
usaha. Berpuluh tahun bergelut di bidang pengelasan, akhirnya Adnan berhasil
mendirikan sebuah perusahaan sendiri yang bergerak di bidang pabrikasi.
Di bawah bendera PT Teknik Makmur Perkasa Asri (PT TEMPA), Adnan memasok
berbagai perlengkapan pabrik dan komponen pendukung untuk mesin dan alat berat,
khususnya onderdil yang terbuat dari logam.
November ini, Adnan mengubah bentuk usahanya menjadi perseroan terbatas (PT).
Sebelumnya, usahanya baru sebatas usaha dagang (UD) bernama UD ASRI. Selama
berbentuk UD, Adnan berhasil memperoleh order atau tender melalui pihak
ketiga. Dengan mengusung izin usaha sebagai perusahaan, Adnan berharap bisa
memasok langsung perlengkapan ke perusahaan besar yang selama ini hanya ia kenal
lewat pihak ketiga.
Bersama tujuh pekerja tetapnya, saat ini Adnan memproduksi berbagai perlengkapan
dan komponen, mulai dari mesin pabrik, tangki, komponen penggulung plat, sampai
rol penyekat minyak kapal tanker. Meski terbilang sederhana, Adnan berhasil
membangun tempat produksi sendiri di Kalimalang yang ia sebut sebagai bengkel
pabrik. “Tapi tempatnya masih kecil untuk dibilang pabrik,� ujar Adnan
merendah.
Di bengkelnya, pria asal Boyolali ini mengerjakan berbagai pesanan komponen dari
perusahaan pembuat alat berat, seperti PT Truba Enginering, PT Globindo, dan PT
Krakatau Steel.Â
Siapa sangka, Adnan memulai usaha itu dari nol. Bisa dibilang, ia tak
mengeluarkan modal yang banyak ketika memulai usaha 19 tahun silam. Untuk
bekerja, Adnan menyewa mesin bubut milik sebuah sekolah di Rawamangun dengan
tarif Rp 15.000 per hari.
Adnan menceritakan, keahlian mengelas ia peroleh dari tempatnya bekerja sebagai
tukang las di Jakarta. Delapan tahun bekerja sebagai tukang las alumunium
membuatnya percaya diri merintis usaha pengelasan sendiri. Produk pertamanya
adalah komponen penggulung plat. “Orang tahunya kalau saya ahli membuat
perlengkapan dari logam,� ujar bapak tiga anak ini.
Bisnis Adnan terus berkembang. Kini pesanan kepada dia terus mengalir seiring
semakin populernya nama Adnan. Saat sepi saja, Adnan sanggup meraup omzet paling
tidak sebanyak sekitar Rp 50 juta per bulan. Saat ramai, omzetnya melonjak
hingga ratusan juta rupiah per bulan.
Sejatinya Adnan tidak pernah membayangkan bakal punya perusahaan dan bengkel
kerja seperti sekarang. Kepergiannya dari Boyolali ke Ibukota justru karena
paksaan ekonomi keluarga. Penghasilan orangtuanya dari bertani tidak cukup
untuk membiayai sekolahnya. Ia pun tak ingin terus membebani keluarga. “Hal
itu memaksa saya segera pergi merantau ke mana saja, yang penting bisa punya
penghasilan sendiri,� kenang Adnan.
Ikuti Lomba pengelasan Nasional Welding Competition 2010. Dapatkan infonya di http://toekanglas.blogspot.com
BalasHapusSalam
Sobat Tukang LAs : MakaSih inFo.nya yaa ^__^
BalasHapus