Sabtu, 27 Pebruari 2010
“ ku tak tau…
“ mengapa aku malu, disetiap aku tau dia didekatku…
“ aku susah bila dia tak ada, tak ingin jauh ku darinya..
Sejenak alunan suara jernih Mika Tambayong keluar dari moncong speaker handphone aku. Cukup pelan,tapi mampu menggambarkan apa yang telah terjadi kepadaku hari ini. Hari yang menurutku melelahkan namun juga menyenangkan buat aku, dan juga mungkin buatnya. Semoga…
Aku telah mengenalnya sejak kelas 3 SMP. Ketika usia dan otak belum afdol untuk sekedar mengeja apa itu cinta dan kasih. Semua berjalan begitu saja tanpa kenangan. Sekian lama cinta ini hanya bisa mengagumi sosoknya. Sekian lama itu pula harapan bahwa suatu saat nanti cinta ini akan berlabuh juga begitu kuatnya.
Merenda asa untuk merajut cinta yang suci dengan dia adalah mimpiku, mimpi yang membuatku hidup dan tidak akan mati semudah gajah menginjak semut. Dengan cinta ini pula aku berbesar hati dan masih saja sanggup menerima bahwasanya cintanya padaku tidak semegah dan sekokoh cintaku buatnya.
Hidup adalah takdir, cinta adalah tirani yang nggak akan begitu saja terbuka. Aku kuatkan hatiku bahwa aku tidak salah mencintai dia. Hingga sekarang akupun masih sama,masih memegang erat cinta dan asa terpendamku.
Sekarang aku sudah dewasa, begitu halnya dengan dia. Kami sudah mahasiswa semester akhir di kampus kami masing-masing. Aku di sebuah Institut ternama di ibukota propinsi sedangkan dia di Universitas pencetak para oemar bakri yang handal di Malang.
Kami berpisah sudah sekitar 5 tahun. Waktu itu ayahku memutuskan untuk memutasiku ke SMA yang lebih dekat dengan rumah dengan pertimbangan kenyamanan dan arah masa depanku. Semenjak itu aku dan dia praktis tidak pernah bertemu secara rutin. Just sesekali jika ada reuni atau acara bersama teman-temanku dari SMA yang terdahulu aku bisa melihat dia. Melihat wajah lembutnya yang selalu anggun dan bersinar di hatiku.
“ Kau begitu sempurna.. Dimataku kau begitu indah..
Secuil potongan syair lagu andra sudah cukup untuk melukiskan bagaimana dia. Hanya bersamamu ku akan bisa karena kamu adalah darahku,jantungku dan hidupku. Jika saja Tuhan mengijinkan aku bersamamu tentulah kau tidak akan pergi dariku. Dan entah kenapa aku begitu yakin akan hal itu.
Perjalanan yang telah begitu lama ini akan menjadikan kita semakin dewasa dan bijak dalam menghadapi setiap masalah yang ada. Begitu banyak cinta yang dating dan pergi seakan menjadi batu giok untuk maikn mempertebal rasaku untuk dia. Aku akui aku bukanlah sesosok pria idaman semua wanita. Aku bukanlah manusia yang sangat setia dan jujur. Aku juga bukan pria yang selalu tampil rapid an wangi yang bisa membuat dia ingin selalu berada di dekatku. Tapi lebih dari semua itu, hatiku tulus hanya untuk dia
Blacklist Band : Kerinduan Hati
0 komentar:
Posting Komentar