Rabu, 30 Juni 2010

Manajemen Resiko


BAB I
PENDAHULUAN

1.1              Latar Belakang
Risiko dapat dikatakan merupakan akibat (atau penyimpangan realisasi dari rencana) yang mungkin terjadi secara tidak terduga. Walaupun suatu kegiatan telah direncanakan sebaik mungkin, namun tetap mengandung ketidakpastian bahwa nanti akan berjalan sepenuhnya sesuai dengan rencana itu. Orang sering mengatakan bahwa setiap kegiatan mengandung risiko atau lebih umum lagi dikatakan bahwa hidup kita ini penuh dengan risiko. Jadi apa yang akan terjadi di masa yang akan datang, kita tidak dapat mengetahui secara pasti.
Dalam masa perkuliahan, kata “risiko” sebenarnya memiliki andil yang sangat penting bagi mahasiswa. Apalagi yang seperti kita ketahui, suatu risiko tidak dapat diketahui secara pasti. Dalam hal ini, banyak kasus yang terkadang terjadi pada mahasiswa yaitu bertindak tanpa memikirkan risiko yang akan terjadi pada tindakannya tersebut. Sebagai mahasiswa sering kali pikiran bahwa risiko atau memanajemen risiko bukanlah merupakan hal yang terlalu penting atau mendesak untuk dilakukan. Namun, tidak seperti yang kita bayangkan, bahwa sebenarnya mulai dari masa pembelajaranlah seharusnya kita dapat belajar untuk memprediksi dan memanajemeni risiko yang kemungkinan terjadi pada setiap kegiatan atau tindakan tersebut.
Walaupun demikian, orang harus berusaha agar ketidakpastian (risiko) itu dapat diperkecil atau orang harus dapat mengantisipasi segala kemungkinan (risiko) itu dengan menyediakan beberapa tindakan alternative untuk menghadapi ketidakpastian itu. Dengan kata lain, risiko harus dimanajemeni dengan sebaik mungkin, agar efektifitas tidak terganggu. Maka dari hal inilah yang melatarbelakangi penulis, yang mana sebagai mahasiswa untuk membuat suatu contoh Kegiatan dengan 10 Level Rantai Risiko”.

1.2              Rumusan Masalah
Adapun beberapa masalah yang dapat dirumuskan dalam pembuatan contoh kegiatan ini, antara lain :
1.      Bagaimanakah cara mengidenfikasikan suatu risiko dalam rantai risiko
2.      Bagaimanakah contoh suatu kegiatan yang menimbulkan 10 level risiko

1.3       Maksud dan Tujuan
Maksud dari contoh pembuatan kegiatan ini adalah agar dapat membantu penulis untuk membiasakan diri dalam mengidentifikasikan suatu risiko, sehingga dapat mengerti dalam memanajemeni risiko diri sendiri maupun perusahaan.
Adapun tujuan dari pembuatan check list ini, antara lain :
1.      Untuk mengetahui langkah atau cara dalam mengindentifikasikan risiko.
2.      Membuat suatu contoh kegiatan yang menimbulkan 10 level risiko.

1.3              Batasan Masalah
Dalam penelitian ini batasan masalah yang diambil adalah   
1.      Mahasiswa di Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
2.      Pengeluaran yang berhubungan dengan uang untuk membeli alat-alat penunjang perkuliahan.
3.      Alat alat penunjang kebutuhan kuliah dengan harga diatas 3juta rupiah.

1.4              Metodologi Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode survey, untuk selanjutnya melakukan sample dengan meminta 20 orang untuk mengisi quisioner. Metode yang lain adalah dengan browsing di Internet.



BAB II
PEMBAHASAN

a.                  Pengidentifikasian Risiko Berdasarkan Sumber Risiko (Exposure to Risk)
Kebanyakan orang ingin mengelakkan risiko, karena orang selalu ingin hidup aman dan tentram, maka memang kebanyakan orang takut menanggung risiko. Namun semua tahapan kehidupan kita mengandung risiko. Kemanapun kita mengelak atau lari dari risiko, maka disitupun kita akan menemukan risiko yang lainnya. Risiko merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan. Bahkan ada orang yang mengatakan, bahwa tidak ada hidup tanpa risiko sebagaimana tak ada hidup tanpa maut. Jadi dengan demikian setiap hari kita menghadapi risiko, baik sebagai perorangan, maupun sebagai perusahaan. Orang berusaha melindungi diri terhadap risiko, demikian pula badan usahapun melindungi usahanya dari risiko.
            Oleh karena itu dalam kehidupan sehari – hari, sebelum kita memanajemeni risiko, maka harus dapat diketahui adanya risiko yang terjadi. Exposure to risk sama halnya dengan mengetahui risiko atau sumber yang mungkin memberikan risiko. Walaupun pada kenyataannya segala hal tidak terlepas dengan suatu risiko, namun yang diidentikan dalam hal ini ialah risiko yang paling berpotesi atau dampak kerugiannya paling tinggi.
            Maka perlu dilakukan suatu pengidentifikasian risiko atau yang sering disebut juga mengdiagnosis risiko. Jika semua kerugian potensial yang mungkin menimpa kita tidak diketahui, maka tidak mungkin kita bisa memanajeri risiko diri kita sendiri. Dalam keadaan tidak diidentifikasikan semua risiko, berarti kita siap untuk menanggung risiko tersebut secara tak sadar.
            Pengidentifikasian risiko merupakan proses penganalisaan untuk menemukan secara sistematis dan berkesinambungan risiko (kerugian yang potensial) yang menantang. Untuk itu maka diperlukan:
1.       Suatu check list dari pada semua kerugian potensial yang mungkin bisa terjadi pada umumnya.
2.      Untuk menggunakan check list itu diperlukan suatu pendeketan sistematik yang menentukan mana dari kerugian potensial yang tercantum dalam check list itu yang akan dihadapi.
2.2              Pembuatan Check List dengan Mengidentifikasikan 10 Level Risiko yang Mungkin Terjadi
Dalam hal ini pembuatan check list risiko dibuat dengan mengambil contoh kegiatan sehari – hari, karena bagi mahasiswa kegiatan sehari – hari yang mengandung banyak risiko tersebut tentu sangat besar berpengaruh pada aktivitas perkuliahan. Namun dalam pembuatan check list ini tidak diambil semua kegiatan dalam kehidupan sehari – hari, melainkan hanya salah satu kegiatan sebagai contoh, yang kemudian diidentifikasikan risiko – risiko yang mungkin terjadi sebanyak 10 level. Tentunya dalam pengidentifikasian 10 level risiko ini, tidak terlepas dari solusi dan peril (hal yang mendukung terjadinya risiko) yang mungkin terjadi sehingga menimbulkan risiko berikutnya.
Contoh kegiatan ini adalah kegiatan seorang mahasiswa yang membeli sebuah barang, yaitu laptop, yang mana laptop tersebut dibeli dengan harga yang lebih murah dari harga aslinya. Hal ini karena mahasiswa tersebut dibatasi dengan uang yang cukup namun menginginkan laptop dengan merk yang sama. Singkat cerita diawali dengan kegiatan ini, banyak kerugian disamping karena dihadapi dengan peril dan keputusan yang harus diambil oleh mahasiswa tersebut. Adapun contoh kegiatan ini, adalah sebagai berikut :
Jenis Kegiatan
Level
Peril
Kegiatan
Risiko
Solusi
Membeli laptop dengan harga yang lebih murah namun ber-merk sama di toko yang berbeda (black market), disebabkan karena keterbatasan uang
1
LCD laptop memiliki kualitas yang kurang baik (kurang memiliki ketahanan)
Selalu membawa laptop ketika kuliah, dan seringkali membawanya berbarengan dengan buku yang tebal dalam 1 tas laptop.
Setelah 2 bulan LCD laptop rusak, karena sering ditimpa beban yang berat (buku)
Membawa laptop ke toko untuk di service (diperbaiki).

2
Garansi yang dimiliki adalah garansi toko, bukanlah garansi resmi dari pihak pemproduksi laptop. Hal ini disebabkan karena toko tersebut tidak memiliki kerja sama resmi dari pihak pemproduksi laptop (black market).
Lebih memilih untuk memperbaiki laptop di toko dimana tempatnya membeli, karena masih bergaransi dibandingkan memperbaiki di pihak service centre resmi karena tidak memiliki garansi dan harus membayar.
Laptop baru dapat diselesaikan dalam waktu yang cukup lama, yaitu kurang lebih 1 bulan.
Menunggu laptop hingga selesai.

3
Mendapatkan tugas besar dari dosen dan harus asistensi tiap minggu.
Hampir setiap minggu tugas tersebut dikerjakan di warnet dalam waktu yang cukup lama (kurang lebih 4 jam dalam setiap kali pengerjaan)
Biaya sehari – hari membengkak.
Memotong biaya untuk membeli pulsa selama sebulan.

4
Mempunyai seorang pacar yang cukup sensitive dan cemburuan.
Jarang menghubungi pacar karena harus berhemat pulsa.
Pacar marah – marah dan memberi ancaman akan diputuskan.
Berusaha menenangkan pacar dengan mentraktirnya makan dan nonton. Dimana diasumsikan uang untuk tersebut didapatkan dengan mengurangi biaya makan selama 3 hari.

5
Kondisi cepat lelah dan lingkungan banyak nyamuk
Karena jatah untuk uang makan berkurang, maka selama 3 hari hanya makan nasi dan mie instanst tanpa disertai minum susu, kopi, roti sebagai sarapan tambahan.
Terserang penyakit seperti demam berdarah
Rawat inap di rumah sakit selama 5 hari. Dimana diasumsikan uang didapatkan dengan meminjam dari teman se-kos.

6
Karena masih awal bulan, orang tua baru dapat mengirimkan uang pada awal bulan berikutnya. Disisi lain teman membutuhkan uang yang dipinjamkannya tersebut dengan segera karena harus membayar sesuatu yang sangat penting.
Menggunakan uang untuk membayar kos sebagai pengganti uang pinjaman
Hampir setiap hari pemilik kos marah – marah, karena tidak bisa membayar kos dalam bulan itu.
Karena pusing mendengarkan pemilik kos marah – marah, maka memutuskan  untuk tinggal sementara waktu di kos teman.

7
Kondisi tempat kos teman kumuh dan saluran got sering mampet
Hujan lebat dalam sehari tanpa berhenti.
Terjadi banjir dalam lingkungan rumah tersebut hingga air masuk ke dalam rumah kos.
Tidak tidur hampir semalam karena membantu teman untuk menguras air yang masuk ke dalam.

8
Keesokan harinya ada kuliah yang cukup padat dengan banyak materi tambahan, karena masa – masa ujian akhir segera dimulai.
Karena tidak tidur semalaman maka memutuskan untuk tidak kuliah pada keesokan harinya.
Pada saat ujian, banyak soal yang tidak bisa dijawab sehingga menyebabkan IPS dan IPK menurun.
Mengulang beberapa mata kuliah pada semester berikutnya.

9
Kemampuan kurang baik, dan disisi lain sudah berada pada semester atas.
Karena kemampuan kurang baik dan IPS kecil, maka memutuskan untuk tidak bisa menempuh SKS lebih dari standar.
Biaya kehidupan membengkak karena harus membayar spp kuliah yang molor dan tambahan biaya kos.
Mencoba mencari pekerjaan sampingan seperti operator warnet, untuk meringankan beban orang tua.

10
Banyak mendapat tugas dari dosen. Disamping itu pekerjaan sampingan dilakukan part time (dari sore hingga pagi) setiap hari.
Tugas selalu dikerjakan sepulang kerja dengan kondisi lelah.
Nilai – nilai tugas banyak yang hancur.
Cuti kerja pada masa – masa ujian untuk mengejar ketinggalan dan memperbaiki nilai.




BAB III
PENUTUP

3.1       Kesimpulan
            Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan diatas, yaitu :
1.      Dalam memanajemeni suatu risiko diperlukan suatu pengidentifikasian risiko (exposure to risk) atau yang sering disebut juga mengdiagnosis risiko. Dimana pengidentifikasian itu berupa, check list dan pendeketan sistematik yang menentukan mana dari kerugian potensial yang tercantum dalam check list itu yang akan dihadapi.
2.      Dalam membuat contoh pengidentifkasian risiko ini yaitu dilakukan dengan mengambil salah satu contoh kegiatan mahasiswa dalam kehidupan sehari- hari, yang kemudian diidentifikasikan risiko – risiko yang mungkin terjadi sebanyak 10 level. Dimana tentunya disertai dengan peril dan solusi yang diambil karena akan menimbulkan risiko yang terjadi berikutnya.
3.      Contoh pembuatan pengidentifikasian ini adalah kegiatan seorang mahasiswa yang membeli sebuah barang, yaitu laptop, yang mana laptop tersebut dibeli dengan harga yang lebih murah dari harga aslinya. Hal ini karena mahasiswa tersebut dibatasi dengan uang yang cukup namun menginginkan laptop dengan merk yang sama. Singkat cerita diawali dengan kegiatan ini, banyak kerugian disamping karena dihadapi dengan peril dan keputusan yang harus diambil oleh mahasiswa tersebut







Lampiran

Quisioner
What Should You Do…??
1.      Dalam waktu dekat, barang apa yang ingin kamu miliki agar kuliahmu semakin lancar ?
A.    Laptop
B.     Alat Transportasi
C.     PDA phone untuk mempermudah bowsing tugas kampus
D.    Lainnya…… (sebutkan)
2.      Alasan kamu ingin memiliki laptop ?
A.    Banyak tugas yang nggak bisa diselesaikan tanpa laptop
B.     Bisa untuk semua hal
C.     Laptop uda merupakan suatu hal wajib bagi mahasiswa
D.    Lainnya…… (sebutkan)
3.      Alasan kamu ingin memiliki sepeda motor ?
E.     Mendukung mobilitas tinggi
F.      Bisa untuk semua hal
G.    Sepeda Motor uda merupakan suatu hal wajib bagi mahasiwa
H.    Lainnya…… (sebutkan)
4.      Alasan kamu ingin memiliki PDA phone ?
I.       Mendukung browsing tugas secara cepat
J.       Bisa untuk semua hal
K.    PDA phone uda merupakan suatu hal wajib bagi mahasiwa
L.     Lainnya…… (sebutkan)
5.      Apa resiko yang kamu tau jika membeli barang black market ?
A.    Cepet rusak
B.     Garansi resmi tidak ada
C.     Uang saku bisa nambah (karena barang BM relatif murah)
D.    Lainnya….. (sebutkan)
6.      Berapa lama kalian mengerjakan tugas/belajar dalam sehari ?
A.    Hampir 7jam
B.     Suka suka, kalo lagi mood ya belajar
C.     Jarang, nggak ada tugas soalnya
D.    Lainnya….. (sebutkan)
7.      Kegiatan kalian selain di kampus ?
A.    Kerja part time di luar
B.     Dikost aja
C.     Aktif di Hima,jarang di kost dan di kampus
D.    Lainnya….. (sebutkan)

0 komentar:

Posting Komentar