Senin, 21 Juni 2010

Surabaya Undercover


Minggu, 20 Juni 2010
            Kisah sedih di hari minggu…
            Yang slalu menyiksaku…
            Bait penggalan lagu yang cukup mengisahkan sabtu malamku. Aku nggak ingin terus terkurung di dalam kost. Aku ingin sekedar melepaskan penatku, walaupun just sejenak.
            Diawali dengan cangkruk khas anak muda di MERR, perjalanan mala ini_pun terus berlanjut. Setelah puas menghabiskan 2 botol kecil Shisa rasa capuccina dan jeruk, seorang teman berinisaitif untuk mengitari Surabaya. Istilahnya JJM di kota terbesar no 2 di Indonesia ini.
            Perjalanan dimulai dari bundaran waru, perbatasan antara Surabaya dan Sidoarjo. Disana terkenal sebagai tempat mangkal para waria yang menjajakan dirinya. Ups, jangan berpikir yang enggak enggak dulu. Kami just pengen ngerti ajja gimana kehidupan malam mereka. MasyaAllah, sungguh indah duniaMU. Pernak pernik dunia fana yang tersaji yang bisa memberi warna tersendiri bagi jantung kota Jawa Timur. Tak kurang 8 orang waria dengan gaya menor berdiri disana. Mau tau apa yang mereka lakukan..? Aha, datang ajja langsung ke lokasi alias TKP, yaitu di bundaran waru.
            ‘Touring’ malam selanjutnya adalah menuju masjid agung Al Akbar. Masjid yang terletak dikawasan Surabaya Barat ini merupakan masjid terbesar dan termegah yang pernah saya lihat langsung. Terletak di pinggiran kota, menjadikan tempat ini sangat tenang dan cocok untuk beribadah. Disamping masjid terdapat gereja katolik. Ini menunjukkan bahwa orang Surabaya sangat menghormati keberagaman, termasuk agama.
            Selanjutnya, perjalanan dimulai lagi. Menuju tempat cangkruk lagi dikawasan karah. Sekedar melepaskan penat dan menghisap asap, lalu cabut menuju kawasan gunung sari. Eh, ternyata ada lagi kawasan mangkal waria. Tepatnya di sekitaran jembatan rolak.Wah,sungguh elok keberagaman yang terjadi pagi ini.
            Semakin larut, suasana semakin ramai. Setelah melewati kawasan elit, hotel shangrila, kami memutar arah kekanan, melewati TVRI Surabaya menuju dukuh kupang. Hmmmm, tau kan dukuh kupang..?? Yuuup, lenget banget dengan kawasan prostitusi dan bisnis esek esek terbesar se Asia Tenggara, Gang Ndoly. Waktu menunjukkan pukul 2.30 pagi ketika kami tiba disana.
            Motorpun kami giring menuju parkiran untuk selanjutnya kami berjalan kaki untuk lebih menikmati panasnya suasana malam di Gang Ndoly. Sungguh panas, wanita-wanita penjaja cinta berpakaian compang camping duduk berderet di rumah-rumah bordir, seperti ikan di dalam aquarium (bisa terlihat dari luar). Di luar, hiruk pikuk sang germo menawarkan ‘dangangan’ mereka kepada pembeli membuat keringat makin mengucur. “Bos, ayo dipilih bos. Dilihat dulu bos, bisa ditawar kok”, sapa mereka terhadap siapa saja yang lewat, tak terkecuali aku. Oh Tuhan, Aku tahu Engkau Maha Pengasih dan Pemurah. Ini adalah bagian dari takdir duniaMU. Dan hanya dengan iman aku bisa kembali suci mengahadapMU wahai Sang Pencipta.
            Tak terasa sudah pukul 3. Aku-pun memutuskan untuk pulang, kembali menuju kost. Rasa penat lumayan terbayar mala mini. Inilah potret kecil Surabaya malam hati. Semoga berkenan.

From ITS with hope

2 komentar: