Sekarang ini perindustrian sudah semakin maju, sudah banyak mesin-mesin produksi yang digunakan. Sehingga banyak sekali sumber bahaya yang dapat mengancam para pekerja maupun orang di sekitarnya. Sumber bahaya tersebut tidak lain berasal dari mesin-mesin produksi dan alat-alat produksi, atau mungkin berasal dari lingkungan tempat bekerja. Oleh karena itu perlu dilakukan evaluasi terhadap kesalahan dalam produksi yang memungkinkan terjadinya bahaya. Metode tersebut salah satunya adalah FMEA (Failure Modes and Effect Analysis)
Evaluasi bahaya yang menggunakan metode FMEA ini dilakukan di salah satu bengkel yang ada di PPNS, yaitu bengkel LAS. Di bengkel las banyak sekali peralatan produksi yang dapat menimbulkan bahaya seperti reinforement, tabung gas oksigen maupun asetelin dan lain-lain. Bahaya yang ada pun bermacam-macam, antara lain kebakaran dan peledakan.
Rumusan Masalah
Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana mengevaluasi bahaya yang mungkin terjadi di bengkel las supaya tidak benar-benar terjadi, yaitu dengan menggunakan metode FMEA.
Batasan Masalah
Dalam analisa bahaya yang menggunakan metode FMEA ini hanya mengevaluasi bahaya yang ada di bengkel las, dan yang dievaluasi adalah kegiatan las OAW.
Tujuan
Menganalisa kegagalan yang mungkin terjadi di bengkel las pada saat kegiatan mengelas OAW.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
FMEA
FMEA adalah metode evaluasi bahaya dengan teknik analisa bahaya secara kualitatif yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi bagaimana suatu peralatan, fasilitas, atau system dapat gagal serta akibat yang dapat ditimbulkannya. Hasil analisa FMEA adalah berupa rekomendasi untuk meningkatkan kehandalan dan tingkat keselamatan peralatan, fasilitas, atau system. Dengan metode FMEA dilakukan tabulasi terhadap failure modes dari peralatan, fasilitas atau sistem.
Failure modes menjelaskan bagaimana peralatan, fasilitas atau sistem dapat mengalami kegagalan (open, closed, on, off, etc) serat bagaimana tanggapan (respon) system terhadap kegagalan tersebut. FMEA dapat dilaksanaka oleh seorang analis, tetapi hasilnya perlu direview oleh tim dengan multidisiplin ilmu agar hasilnya memadai
Metode ini memfokuskan pada evaluasi tentang bagaimana suatu peralatan, fasilitas atau system dapat mengalami kegagalan dan apa akibat yang ditimbulkannya.
Dari hasil analisa yang dilakukan, maka dapat dievaluasi apakah pengaman (safety function) yang ada sudah cukup atau perlau disempurnakan
Untuk dapat melakukan analisa dengan metode FMEA maka diperlukan berbagai data dan informasi, seperti : P&ID’s, pengetahun tentang fungsi dari tiap peralatan serta model kegagalannya, pengetahuan tentang fungsi system / plant dan response terhadap kegagalan peralatan. FMEA digunakan pada saat:
• Awal siklus (produk atau proses baru)
• Perubahan yang dibuat pada saat beroperasi
• Perubahan yang dibuat saat mendesain
• Peraturan baru yang dibuat
• Feedback dari pelanggan yang menyatakan adanya masalah
Berikut ini beberapa pertanyaan dasar yang harus dijawab seorang analis untuk melakukan analisa FMEA :
- Bagaimana masing-masing komponen mengalami kegagalan ?
- Mekanisme apa yang mungkin menghasilkan mode kegagalan tertentu ?
- Apa dampak dari kegagalan yang terjadi ?
- Apakah kegagalan yang terjadi ada kaitannya dengan keselamatan ?
- Bagaimana kegagalan tersebut dapat di deteksi ?
- Apa yang harus disediakan desain untuk mengkompensasi kegagalan ?
Prosedur pelaksanaan FMEA dilaksanakan berdasarkan langkah berikut :
1. Penentuan masalah
Penentuan masalah pada suatu peralatan, fasilitas atau system, dilakukan dengan cara memilah-milah bagian-bagian dari peralatan fasillitas atau system sehingga pembahasan dapat lebih terfokus. Contoh permasalahan (failure modes) adalah :
· loss of temperature control in oxidizing system
· loss of feed pump
· loss of cooling water pump
· failure of temperature sensors and alarms
2. Pelaksanaan review
Review dilaksanakan pada lembar kerja FMEA.
Cara mengisi lembar FMEA adalah sebagai berikut :
a. Item (ID)
Pada kolom item diisi nomot urut untuk system yang akan dianalisa, contoh : 1.1, 1.2, dan seterusnya
b. Identifikasi (Component)
Pada kolom identifikasi diisi data peralatan yang akan diidentifikasi. Misal : nama dan nomor peralatan sesuai dengan data yang ada pada P&ID
c. Deskripsi (Function)
Pada kolom deskripsi diisi data equipment type,operating configuration, serta karakteristik spesifik lainnya, seperti : high temperature, high pressure, corrosive services yang dapat mempengaruhi failure modes serta efek-efeknya. Contoh : suatu valve dapat dijelaskan sebagai motor-operated valve, normally open
d. Cara kegagalan (Description of Failure)
v Failure Modes
Mode kegagalan dapat didefinisikan sebagai kegagalan komponen untuk memenuhi salah satu fungsi dari komponen tersebut. Cara praktis mendapatkannya adalah melalui pengalaman pengoperasian dan menanyakan pada personnel yang menangani perawatan komponen itu.
v Failure Mechanism
Mekanisme kegagalan yang mungkin dihasilkan mode kegagalan yang sudah diidentifikasi.
v Detection of Failure
Berbagai kemungkinan pendeteksian dari mode kegagalan tersebut.
e. Akibat (Effect)
v Local à dampak kegagalan pada komponen itu dan komponen lainnya yang masih dalam satu subsistem
v System à dampak kegagalan pada subsistem lain dan sistem utama
v Plant à dampak kegagalan utama pada plant yang diidentifikasi
Untuk tiap failure mode yang diidentifikasi, harus diisi akibatnya pada kolom effects di lembar kerja FMEA
Contoh :
Akibat langsung dari bocornya seal pompa adalah tumpahan di area pompa. Jika fluida yang bocor merupakan fluida yang mudah terbakar, maka tumpahan fluida tersebut dapat terbakar karena motor pompa merupakan salah satu potensi sumber api.
f. Pengaman (Safeguard)
Pengaman adalah setiap safety features or procedures pada system yang dapat mengurangi kemungkinan terjadinya kegagalan (failure mode) atau yang dapat mengurangi dampak kegagalan yang dapat terjadi. Data safeguards yang ada pada system ditulis di dalam lembaran kerja FMEA
Contoh :
a high pressure shutdown interlock pada suatu reactor akan dapat mengurangi kemungkinan terjadinya high pressure yang dapat merusak reactor, sedangkan suatu relief valve akan dapat mengurangi akibat/konsekuensi dari setiap kejadian high pressure di reactor .
g. Tindakan (Action/Risk Reducing Measures)
Kemungkinan kegiatan untuk mengembalikan atau mencegah akibat serius dari sebuah kegagalan (koreksi perbaikan)
h. Comment
Me-record informasi lain yang tidak dapat dimasukkan dalam kolom sebelumnya.
3. Pendokumentasian hasil
Hasil review FMEA harus didokumentasi dengan mengisi lembar kerja FMEA secara konsisten memantau implementasi terhadap koreksi yang diusulkan.
Contoh:
BAB III
ANALISA FMEA
Analisa Kegagalan Las OAW pada Bengkel Las di Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya
Nama Sub Sistem : Brander Las
Fungsi Sub Sistem : Tempat bercampurnya oksigen dan acytelyne
DESCRIPTION OF UNIT | DESCRIPTION OF FAILURE | Effect of failure | Failure Rates | Severity Ranking | measures | Comments | |||||
ID | Component | Function | Failure mode | Failure mechanisms | Detection of failure | Local | system | ||||
Pengunci selang | Tempat tersambung- nya brander dan selang | kebocoran | adanya gas yang keluar | Adanya bau gas Acyteline | Tekanan berkurang | nyala api tidak normai | Memperbaiki dengan menggunakan klep | ||||
Kran Brander | Mengalirnya gas pksigen dan acyteline | kebocoran | Tekanan berkurang | Adanya bau gas Acyteline | Tekanan berkurang | Nyala api tidak normal | Mengganti kran brander dengan yang baru |
Nama Sub Sistem : Trip LAs
Fungsi Sub Sistem : Tempat keluarnya oksigen dan acytelyne
DESCRIPTION OF UNIT | DESCRIPTION OF FAILURE | Effect of failure | Failure Rates | Severity Ranking | measures | Comments | |||||
ID | Component | Function | Failure mode | Failure mechanisms | Detection of failure | Local | system | ||||
Trip Las | Tempat keluarnya nyala api | Tersumbat | Tidak ada gas yang keluar | Adanya bau gas Acyteline | Tidak ada tekanan | Tidak menimbulkan nyala api | Melakukan maintenence pada trip las | ||||
Pematik api | Menyalakan api | Tidak dapat mengeluarkan percikan api | Tidak dapat menyalakan Las | Pemakaian pematik api visual | Tidak mengeluarkan percikan api | Las OAW tidak dapat menyala | Mengganti trip las yang telah rusak |
Nama Sub Sistem : Sistem aliran C2H2
Fungsi Sub Sistem : Mensuplai acyteline sebagai bahan bakar gas
DESCRIPTION OF UNIT | DESCRIPTION OF FAILURE | Effect of failure | Failure Rates | Severity Ranking | measures | Comments | |||||
ID | Component | Function | Failure mode | Failure mechanisms | Detection of failure | Local | system | ||||
Tabung acyteline | Tempat menyimpan acyteline | Terjadi kebocoran pada tabung | Tekanan berkurang | Adanya bau gas acyteline | Suplai acyteline berkurang | Menimbulkan nyala api yang tidak normal | Memperbaiki kebocoran atau mengganti tabung yang baru | ||||
Pipa acyteline | Tempat mengalirnya acyteline | Kebocoran pada pipa | Tekanan berkurang | Adanya bau gas acyteline | Suplai acyteline berkurang | Nyala api tidak normal | Mengganti dengan pipa yang baru | ||||
Manometer acyteline | Indikator tekanan gas acyteline | Indikator tidak berfungsi dengan normal | Tekanan acyteline tidak sesuai keinginan | visual | Jarum manometer tidak bergerak | Nyala api tidak sesuai keinginan | Mengganti manometer dengan yang baru | ||||
Regulator acyteline | Mengatur tekanan gas acyteline | Kran tidak berfungsi dengan baik | Tekanan acyteline tidak terkontrol | Manometer tidak berfungsi | Suplai acyteline berkurang | Maintenance secara rutin atau mengganti dengan yang baru | |||||
Selang acyteline | Mengalirnya gas acyteline setelah melalui regulator | Kebocoran pada selang | Tekanan acyteline dapat berkurang | Timbulnya suara gas bocor | Suplai acyteline berkurang | Menimbulkan nyala api yang tidak normal | Mengganti selang |
Nama Sub Sistem : Sistem aliran Oksigen
Fungsi Sub Sistem : Mensuplai oksigen sebagai campuran acyteline
DESCRIPTION OF UNIT | DESCRIPTION OF FAILURE | Effect of failure | Failure Rates | Severity Ranking | measures | Comments | |||||
ID | Component | Function | Failure mode | Failure mechanisms | Detection of failure | Local | system | ||||
Tabung Oksigen | Tempat menyimpan oksigen | Terjadi kebocoran pada tabung | Tekanan berkurang | Terdengar suara gas yang keluar | Suplai acyteline berkurang | Menimbulkan nyala api yang tidak normal | Memperbaiki kebocoran atau mengganti tabung yang baru | ||||
Pipa oksigen | Tempat mengalirnya oksigen | Kebocoran pada pipa | Tekanan berkurang | Terdengar suara gas yang keluar | Suplai acyteline berkurang | Nyala api tidak normal | Mengganti dengan pipa yang baru | ||||
Manometer oksigen | Indikator tekanan gas oksigen | Indikator tidak berfungsi dengan normal | Tekanan oksigen tidak sesuai keinginan | visual | Jarum manometer tidak bergerak | Nyala api tidak sesuai keinginan | Mengganti manometer dengan yang baru | ||||
Regulator oksigen | Mengatur tekanan gas oksigen | Kran tidak berfungsi dengan baik | Tekanan oksigen tidak terkontrol | Manometer tidak berfungsi | Suplai oksigen berkurang | Menimbulkan nyala api yang tidak normal | Maintenance secara rutin atau mengganti dengan yang baru | ||||
Selang oksigen | Mengalirnya gas oksigen setelah melalui regulator | Kebocoran pada selang | Tekanan oksigen dapat berkurang | Timbulnya suara gas bocor | Suplai oksigen berkurang | Menimbulkan nyala api yang tidak normal | Mengganti selang |